Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Subak Bengkel Tabanan Bertahan di Tengah Gempuran Pariwisata

Subak Bengkel (IDNTimes/Wira Sanjiwani)
Subak Bengkel (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Tabanan, IDN Times - Subak Bengkel menjadi subak dengan terluas di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Gempuran pariwisata di Bali menjadi tantangan tersendiri bagi Subak Bengkel dalam mempertahankan luasan lahannya. 

Subak ini terbentang di tiga desa, yaitu Desa Bengkel, Desa Pangkung Tibah dan Desa Pejaten dengan luasan total sekitar 300 hektare (ha). Bagian terluas dari subak ini ada di Desa Bengkel dengan total luasan 210 ha.

Oleh karena masih lestarinya subak ini, Unesco menetapkannya sebagai Ecohydrology Demonstration Sites atas implementasi teknologi pertanian yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tabanan bersama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dimana acara peresmiannya digelar Kamis (23/5/2024) di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.

Dikutip dari distanpangan.baliprov.go.id, subak adalah sistem pengairan masyarakat Bali yang menyangkut hukum adat dan mempunyai ciri khas, yaitu sosial-pertanian-keagamaan dengan tekad dan semangat gotong royong dalam usaha memperoleh air dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan air dalam menghasilkan tanaman pangan terutama padi dan palawija.

1. Subak Bengkel tak lepas dari incaran investor

Subak Bengkel (IDNTimes/Wira Sanjiwani)
Subak Bengkel (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Pekaseh Subak Bengkel, Gede Ketut Jana Nuraga memaparkan bahwa lahan sawah di Subak Bengkel merupakan warisan leluhur. Semenjak ia menjadi pekaseh di tahun 2000, lahan sawah di Subak Bengkel memiliki luas 375 ha.

"Namun saat ini sekitar 300 ha yang masih ditanami. Karena sisanya sudah dimiliki investor. Kebanyakan yang sudah berubah menjadi bangunan maupun menjadi milik investor itu di bagian Selatan dekat dengan pantai," paparnya, Kamis (23/5/2024).

Subak Bengkel adalah salah satu subak di Tabanan yang tidak pernah kekurangan air sehingga bisa terus menanam padi sepanjang tahun. "Memang ada tanam palawija, seperti sayur-sayuran, bunga sampai kedelai. Itu biasanya menunggu periode tanam padi berikutnya," ujar Nuraga.

Dengan ditetapkannya Subak Bengkel sebagai Ecohydrology Demonstration Sites  diharapkan ke depan pertanian organik yang saat ini digalakkan di Subak Bengkel  menjangkau lebih luas lahan.

"Sekarang ini baru 1,6 ha yang menanam padi organik 100 persen. Tentunya dengan ditetapkan sebagai Ecohydrology Demonstration Sites, luasan tanam organik ini semakin bertambah," harap Nuraga.

2. Desa Bengkel bikin program pertanian organik

Subak Bengkel (IDNTimes/Wira Sanjiwani)
Subak Bengkel (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Perbekel (Kepala Desa) Bengkel, I Nyoman Wahya Biantara mengatakan, pihaknya tidak pernah mengajukan untuk mendapatkan status Ecohydrology Demonstration Sites dari Unesco.

"Unesco bekerja sama dengan UMM yang datang ke sini dan kemudian mendaftarkan Subak Bengkel untuk menjadi Ecohydrology Demonstration Sites Unesco," paparnya.

Menurutnya, salah satu alasan pendaftaran subak bengkel menjadi Ecohydrology Demonstration Sites adalah karena subak ini merupakan yang terluas di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan dan masih lestari meski digempur pariwisata.

"Memang sudah ada lahan yang dimiliki investor, namun semenjak Subak Bengkel ditetapkan menjadi lahan sawah dilindungi, konversi lahan sudah tidak terjadi lagi. Saat ini luasannya masih bertahan di 300 hektare," helas Biantara.

Untuk bisa bertahan di tengah gempuran pariwisata, pihak Desa Bengkel mengeluarkan program pertanian organik sejak dua tahun lalu untuk luasan 1,6 ha dengan memberikan bantuan subsidi untuk petani mulai dari pengolahan tanah, pupuk, sampai pembelian hasil panen.

"Gabah padi organik yang dihasilkan petani kami beli lebih mahal Rp1000 per kilogram dari harga gabah di pasaran. Jadi kalau harga gabah Rp7000 per kilogram, maka kami beli padi organiknya Rp8000 per kilogram," jelas Biantara.

3. Unesco mendukung pertanian organik Subak Bengkel

Peresmian Subak Bengkel menjadi Ecohydrology Demonstration Sites oleh Unesco, Kamis (23/5/2024) (Dok.IDNTimes/Humas Tabanan)
Peresmian Subak Bengkel menjadi Ecohydrology Demonstration Sites oleh Unesco, Kamis (23/5/2024) (Dok.IDNTimes/Humas Tabanan)

Unesco dan UMM Malang kemudian mendukung program pertanian organik yang diterapkan di subak bengkel. Menurut Biantara, pihak Unesco dan UMM kemudian memberikan pendampingan ke petani berupa pembuatan pupuk organik, pestisida organik, fungisida  organik hingga pengolahan sampah. "Petani juga diajarkan pengolahan air agar bebas dari kimia dengan menggunakan enceng gondok," jelas  Biantara.

Tentunya ia berharap dengan ditetapkannya subak bengkel sebagai Ecohydrology Demonstration Sites, akan semakin melestarikan Subak Bengkel. "Diharapkan (subak) terus lestari sebab 75 persen penduduk di desa kami itu masih petani. Jika tidak lestari, tentunya sebagian besar warga kami akan kehilangan pekerjaan," ujarnya.

Sementara itu Bupati Tabanan, Komang Gede Sanjaya  berharap dengan status  Ecohydrology Demonstration Site, Subak Bengkel bisa menjadi lokasi pengembangan dan pemeliharaan air dan juga bisa menjadi pusat pengkajian pelestarian budaya subak, pelestarian ekologi dan penerapan teknologi ramah lingkungan untuk menghasilkan pangan yang berkualitas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ni Ketut Wira Sanjiwani
Ita Lismawati F Malau
Ni Ketut Wira Sanjiwani
EditorNi Ketut Wira Sanjiwani
Follow Us

Latest News Bali

See More

Harga Beras di Bali 14 September 2025 dan Pangan Lainnya

14 Sep 2025, 11:59 WIBNews