Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ritual Mulang Pakelem dan Petik Laut di Selat Bali

IMG-20250725-WA0197.jpg
Upacara Segara Kerthi di Selat Bali, Jumat (25/7/2025).
Intinya sih...
  • Mulang Pakelem dan Petik Laut di Selat Bali merupakan upacara tradisional untuk memohon keselamatan di perairan Selat Bali dan sebagai ungkapan syukur atas hasil laut.
  • Upacara ini dilakukan sebagai bentuk permohonan keselamatan bagi masyarakat yang melintasi penyeberangan Gilimanuk-Ketapang, serta untuk menghormati para nelayan.
  • Prosesi Upacara Segara Kerthi ini diwarnai dengan kegiatan melarung sesajen dan hewan ke tengah laut, serta dirangkai dengan tradisi Petik Laut oleh para nelayan Gilimanuk.

Jembrana, IDN Times - Upacara Segara Kerthi Mulang Pakelem di Selat Bali dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Jembrana melalui Kelurahan dan Desa Adat Gilimanuk, Jumat (25/7/2025). Upacara tersebut juga dirangkai dengan tradisi Petik Laut oleh para nelayan Gilimanuk.

Upacara tersebut bertujuan memohon keselamatan di perairan Selat Bali dan perwujudan syukur atas limpahan hasil laut yang melimpah selama ini. 

Prosesi Mulang Pakelem diawali dengan upacara pecaruan dengan tingkatan Banten (upakara) Bebangkit yang dipimpin oleh tiga Sulinggih atau orang suci menurut Agama Hindu.

Setelah ritual awal, upacara dilanjutkan dengan menaiki kapal motor penumpang (KMP) Agung Samudra IX menuju tengah laut Selat Bali untuk melarung sesajen yang disiapkan sebelumnya. Dan juga menggunakan sejumlah hewan kaki empat seperti kerbau dan kambing, beserta bebek dan ayam.

1. Mulang Pakelem adalah bentuk permohonan keselamatan bagi masyarakat yang melintasi penyeberangan Gilimanuk-Ketapang

IMG-20250725-WA0075.jpg
Upacara Segara Kerthi di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Jumat (25/7/2025).

Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna menyatakan bahwa Mulang Pakelem adalah bentuk permohonan keselamatan bagi masyarakat yang melintasi penyeberangan Gilimanuk-Ketapang, mengingat laut adalah sumber kehidupan dan jalur lalu lintas utama. Sementara itu, tradisi Petik Laut merupakan wujud terima kasih para nelayan atas rezeki yang telah diberikan laut.

"Selama ini, kita telah memanfaatkan laut sebagai salah satu sumber kehidupan, dan juga sebagai sarana lalu lintas laut. Upacara ini untuk memohon keselamatan seluruhnya dan wujud syukur atas rezeki yang diberikan selama ini," ujarnya.

Wakil Bupati berharap upacara ini dapat menjadi agenda rutin di masa mendatang, dengan mempertimbangkan aspek pembiayaan. Patriana juga mengapresiasi partisipasi para donatur dan ASDP yang telah membantu kelancaran acara.

2. Upacara itu dilakukan setelah KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam

IMG_20250725_171028.jpg
Panitia mengantar sarana upacara ke tengah kapal untuk dilarung, Jumat (25/7/2025).(Dok.Istimewa)

Panitia Upacara yang juga sekaligus Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma, menjelaskan bahwa inisiasi Upacara Segara Kerthi Mulang Pakelem ini didorong oleh insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali dan juga beberapa peristiwa yang terjadi di Selat Bali selama ini.

"Untuk memohon keselamatan seluruhnya. Apalagi kemarin sudah terjadi musibah kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, jadi kami bersama Desa Adat berinisiatif melaksanakan upacara pakelem ini," jelasnya.

3. Upacara ini diwarnai kegiatan melarung ayam hingga kerbau ke tengah laut

IMG-20250725-WA0076.jpg
Persembahyangan di parkir Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Jumat (25/7/2025).

Panitia Upacara, Tony Wirahadikusuma menerangkan, sebelum dilaksanakannya Upacara Segara Kerthi ini, berkoordinasi dengan tokoh spiritual dan Sulinggih untuk mendapatkan petunjuk sebelum pelaksanaan. 

Atas saran dari berbagai pihak, tingkatan upacara pecaruan Pakelem ini lebih tinggi dari biasanya. Kali ini dengan Caru Bebangkit, menggunakan beberapa hewan seperti kambing, ayam, bebek, hingga kerbau.

"Upacara Segara Kerthi ini dirangkai dengan tradisi Petik Laut. Dilaksanakan oleh warga Gilimanuk yang berprofesi sebagai nelayan sebagai wujud rasa syukur dengan melarung sesaji ke tengah laut," ujarnya.

Share
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us