Pesisir di Kabupaten Jembrana Terancam Abrasi

- Penanganan abrasi pesisir Kabupaten Jembrana menjadi sorotan
- Kesiapsiagaan ditingkatkan melalui latihan gabungan dan sistem peringatan dini
- Komitmen sinergi Kepolisian dalam mitigasi bencana, evakuasi, dan pemulihan pasca bencana
Jembrana, IDN Times - Ancaman bencana pada kondisi krisis iklim di Kabupaten Jembrana menjadi hal yang perlu ditindaklanjuti dengan serius. Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah ancaman abrasi di pesisir Kabupaten Jembrana.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengungkap, dengan garis pantai sepanjang 87 kilometer (km) lebih, Kabupaten Jembrana kini menghadapi laju abrasi yang mengkhawatirkan, yakni 1,67 meter per tahun.
Erosi pantai dan kenaikan permukaan air laut menjadi isu krusial yang memerlukan penanganan kolektif. Data ini menggarisbawahi urgensi bagi seluruh pihak untuk segera mengambil langkah konkret guna melindungi wilayah pesisir dari dampak perubahan iklim yang semakin nyata.
Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi lintas instansi di Kabupaten Jembrana pada Kamis (31/7/2025). Rakor ini membahas bahaya iklim di wilayah pesisir dan dihadiri perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Jembrana, Polres Jembrana, Kodim 1617/Jembrana, perwakilan BMKG, SAR, Dinas Kesehatan, hingga perwakilan nelayan.
1. Peningkatan kesiapsiagaan melalui latihan gabungan dan sistem peringatan dini

Komandan Kodim (Dandim) 1617/Jembrana Letnan Kolonel (Letkol) Infanteri M Adriansyah menekankan pentingnya latihan gabungan antar instansi serta pembentukan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB).
Menurut Adriansyah, Kabupaten Jembrana tidak bisa hanya mengandalkan rapat, tetapi perlu melakukan simulasi bersama untuk memastikan kesiapan semua pihak dalam menghadapi kondisi kritis di wilayah pesisir.
Rapat koordinasi ini juga membahas implementasi regulasi daerah, seperti Peraturan Bupati tentang Rencana Kontinjensi Gempa dan Tsunami, serta rencana aktivasi Early Warning System (EWS) pada Oktober 2025.
2. Kepolisian menegaskan komitmen sinergi dalam Mitigasi Bencana

Sementara itu, Kapolres Jembrana, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Kadek Citra Dewi Suparwati menyampaikan bahwa pihaknya siap bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menghadapi potensi bencana, baik dalam tahap mitigasi, evakuasi hingga pemulihan pascabencana.
"Polres Jembrana secara aktif melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, TNI, dan BNPB dalam pemetaan daerah rawan serta menyiapkan langkah kontinjensi. Kami juga mendampingi para korban, seperti dalam kasus kapal tenggelam beberapa waktu lalu," ujar Kapolres Citra Dewi.
Kapolres juga mengapresiasi peran serta seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan bencana kapal tenggelam, khususnya para relawan dan nelayan yang bergerak cepat dalam upaya penyelamatan.