Pedagang dan Wisatawan Keluhkan Abrasi Pasir di Pantai Kuta

- Wisatawan geregetan melihat kondisi Pantai Kuta yang tergerus abrasi.
- Pedagang berharap kondisi pantai segera diperbaiki agar bisa beraktivitas seperti semula.
- Para pedagang harus memutar otak agar bisa tetap berjualan di Pantai Kuta.
Badung, IDN Times - Wisatawan dan warga mengeluhkan Pantai Kuta akibat abrasi. Akibatnya kesan indah yang dulu melekat untuk Pantai Kuta kini pelan-pelan pudar. Gapura Utama Pantai Kuta, justru menyajikan pemandangan tak biasa, bibir pantai yang tergerus terpampang di depan mata.
Beberapa kursi plastik tampak kosong, bean bag juga kosong. Pengunjung hanya dijejali pemandangan tumpukan batu berrwarna putih dan juga hitam, di sela-selanya dipenuhi sampah plastik dan kayu.
Berjalan beberapa meter ke arah kanan gapura, terlihat pemandangan miris, abrasi menggerus pasir dan merusak jalur bagi pedestrian.
1. Wisatawan geregetan melihat kondisi Pantai Kuta

Rombongan wisatawan dari Perth, Australia tampak duduk di kursi plastik berdempet-dempetan. Mereka geregetan melihat kondisi Pantai Kuta tersebut. Salah satu wisatawan bernama Julia mengatakan, permasalahan ini harus segera diselesaikan meski ia menyadari bahwa situasi ini dapat terjadi kapan pun.
Biasanya ia bersama dengan rombongannya datang ke Bali untuk duduk di pantai, tapi saat ini hal tersebut sulit dilakukan, karena kondisi bibir pantai tidak lagi mendukung aktivitasnya.
"Sangat buruk (kondisi Pantai Kuta), perlu diselesaikan dengan apa yang terjadi saat ini. Kalian bisa melihat kami (wisatawan) sering ke pantai ini setiap dua bulan sekali," terangnya.
2. Berjualan 20 tahun, jadi saksi parahnya abrasi Pantai Kuta

Salah satu perempuan pedagang di Pantai Kuta, Made Serni mengatakan, abrasi kali ini adalah yang terparah selama ia berjulan 20 tahun di Pantai Kuta.
"Aduh parah banget ini. Kitanya sudah tidak bisa buka bar lagi di sini. Harapannya agar seperti dulu. Ibu lebih suka Pantai Kuta yang dulu, sebelum ada jalan setapak," ungkap Made Serni.
Ia berharap agar kondisi tersebut segera diperbaiki sehingga bisa beraktivitas seperti semula.
3. Pedagang harus memutar otak agar bisa jualan

Serni menambahkan secara swadaya melakukan pengerukan agar bisa berjualan. Lubang bibir pantai ia timbun menggunakan sisa-sisa batang kayu yang terbawa arus, kemudian ditumpuk dengan pasir pantai yang diwadahi karung,
"Swadaya saja bisar bisa beli beras gitu. Ya diusahakan biar bisa pasang kursi gitu," terangnya.


















