Bali Jadi Percontohan Normal Baru, Bupati Tabanan: Harus Steril Betul

Utamakan kesehatan masyarakat dulu sebelum diterapkan

Tabanan, IDN Times - Bali termasuk provinsi di Indonesia yang menjadi pilot project Pemerintah Pusat untuk melaksanakan "Tatanan Normal Baru" atau bisa juga disebut new normal (Normal baru), dalam rangka hidup bersama corona. Mengenai hal itu, pelaku pariwisata siap atau tidak siap harus menjalankannya.

1. Pemerintah dinilai memiliki pertimbangan matang untuk menerapkan normal baru. Siap atau tidak siap, pelaku pariwisata harus menjalankannya

Bali Jadi Percontohan Normal Baru, Bupati Tabanan: Harus Steril BetulFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tabanan, I Gusti Bagus Made Damara, mengatakan tatanan normal baru yang diterapkan oleh pemerintah ini tentu sudah dengan berbagai pertimbangan.

"Keputusan ini tentu ada risiko. Kami dari pelaku usaha di pariwisata suka tidak suka, siap tidak siap, tentu harus menyiapkan diri agar tetap bisa eksis menjalani kehidupan," ujar Damar, Rabu (27/5).

Menurutnya, penerapan normal baru dalam kehidupan pariwisata tentu memerlukan kajian yang tepat. Terutama dalam hal protokol penanggulangan COVID-19, yang harus bisa dilakukan secara tepat dan memperhitungkan kenyamanan wisatawan. Terkait syarat-syarat normal baru ini, Damara mengaku belum mengetahuinya secara detail.

"Kami akan segera koordinasi dengan DPD maupun DPP untuk menyamakan persepsi dalam implementasi tatanan normal baru ini ini," katanya.

Baca Juga: 10 Kemungkinan New Normal Layanan Hotel Setelah Pandemik

2. Permasalahan kesehatan orang di daerah tujuan harus clear dulu

Bali Jadi Percontohan Normal Baru, Bupati Tabanan: Harus Steril BetulIlustrasi swab test. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Meski mengaku siap, namun Damara memberikan beberapa masukan dalam penerapan normal baru ini. Menurutnya, sebelum menerapkan hal ini, harus dilakukan tracing potensi Orang Tanpa Gejala (OTG) dan melakukan swab test lebih luas. Termasuk pemilahan orang yang berisiko fatal tertular COVID-19 seperti orang dengan catatan mengidap sakit tertentu maupun lansia.

"Nah, setelah dipilah maka yang sehat-sehat inilah yang memulai kehidupan tatanan normal baru dan mempersiapkan diri untuk terjun ke sektor kehidupan seperti biasa dengan tetap memerhatikan protokol penanganan COVID-19," ungkap Damara.

Setelah masalah kesehatan ini sudah dirasa clear dari dalam, barulah strategi normal baru ini bisa dilaksanakan.

"Setelah di dalam clear, maka yang datang dari luar pun harus menerapkan hal yang sama. Mereka juga harus clear dulu sebelum masuk," jelasnya.

Baca Juga: Dianggap Mampu Tekan COVID-19 Tanpa PSBB, Bali Dirancang Jadi Contoh

3. Bupati Tabanan tak ingin buru-buru akan membuka DTW

Bali Jadi Percontohan Normal Baru, Bupati Tabanan: Harus Steril BetulIDN Times/Wira Sanjiwani

Mengenai kebijakan normal baru yang hendak diterapkan di Bali, Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wirsyastuti, berpendapat pihaknya tidak mau terburu-buru untuk membuka pariwisata Tabanan, dalam hal ini Daerah Tarik Wisata (DTW).

Sebab banyak hal yang harus dipertimbangkan. Satu di antaranya masih adanya penyebaran transmisi lokal. Sehingga belum bisa menjamin pengunjung yang datang benar-benar bebas dari COVID-19.

"Sekarang yang terpenting adalah bagaimana memberikan jaminan kesehatan pada masyarakat," ungkap Eka.

Untuk bisa memutuskan apakah Tabanan sudah siap melaksanakan normal baru, tentunya harus melihat perkembangan yang dilaporkan oleh Gugus Tugas. Menurutnya, data gugus tugas inilah yang dijadikan patokan.

"Penerapan tatanan normal baru perlu pemikiran yang hati-hati, terutama mendatangkan wisatawan dari luar, harus steril betul,” sarannya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya