Kunjungan Cruise Meningkat, Pelabuhan Celukan Bawang Diperketat

Buleleng, IDN Times - Penerapan International Ship and Port Facility Security Code atau ISPS Code menjadi semakin penting bagi Pelabuhan Celukan Bawang seiring dengan meningkatnya kunjungan kapal pesiar (cruise) yang membawa wisatawan mancanegara serta aktivitas kapal niaga internasional. General Manager Pelabuhan Celukan Bawang, Mochammad Imron, mengatakan ISPS Code merupakan standar keamanan internasional yang ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO) untuk menjamin keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan dari ancaman terorisme, penyelundupan barang terlarang dan berbahaya, sabotase, hingga gangguan keamanan lainnya.
"Selama periode Januari hingga November 2025, Pelabuhan Celukan Bawang melayani 5 kapal pesiar tambat dan 4 kapal pesiar labuh, dengan total Gross Tonnage (GT) mencapai 671.774. Terdiri dari 230.075 GT kapal tambat dan 441.699 GT kapal labuh. Pada periode yang sama, arus penumpang kapal pesiar tercatat sebanyak 27.462 orang, terdiri dari 13.725 penumpang turun dan 13.737 penumpang naik," ungkapnya, pada Minggu (6/12/2025).
1. Pelabuhan harus dapat menjamin keamanan kapal dan wilayah

General Manager Pelabuhan Celukan Bawang, Mochammad Imron, mengatakan di tengah meningkatnya ancaman serangan siber di sektor maritim berpotensi mengganggu kegiatan operasional pelabuhan. Pelindo Pelabuhan Celukan Bawang mengambil langkah strategis dengan menggelar Pelatihan dan Exercise Live ISPS Code sebagai penguatan sistem keamanan berstandar internasional yang telah berlangsung pada 1-5 Desember 2025 lalu, melibatkan seluruh stakeholder.
"Hasil pelaksanaan exercise menunjukkan bahwa secara umum tingkat kesiapsiagaan personel dalam penerapan langkah-langkah pengamanan telah berjalan dengan baik, khususnya dalam perlindungan terhadap fasilitas pelabuhan, kapal, serta keselamatan publik," terangnya.
Simulasi serangan siber pada gangguan sistem digital yang berdampak langsung pada layanan kapal, bongkar muat, dan administrasi pelabuhan yang bisa mengakibatkan adanya penyelundupan narkoba. Petugas dilatih melakukan deteksi dini hingga penindakan terpadu. Sementara pada skenario pengendalian demonstrasi dilakukan pengamanan objek vital dengan pendekatan persuasif agar pelayanan tetap berjalan.
"Dampaknya munculnya demonstrasi pengguna jasa hingga risiko penyelundupan narkotika," ungkapnya.
2. Latihan menguji kesiapsiagaan personel, kecepatan respons, serta soliditas koordinasi

Seluruh rangkaian dirancang untuk menguji kesiapsiagaan personel, kecepatan respons, serta soliditas koordinasi lintas instansi dalam menghadapi skenario kondisi darurat yang berpotensi mengganggu operasional pelabuhan. Latihan tersebut menjadi bentuk komitmen Pelindo dalam menjaga keandalan sistem pengamanan Pelabuhan Celukan Bawang menyadari ancaman terhadap pelabuhan kini semakin kompleks, tidak hanya fisik, tetapi juga digital.
"Melalui rangkaian pelatihan dan exercise live ini, kami ingin memastikan seluruh aspek telah siap bertindak cepat, tepat, dan terkoordinasi untuk memastikan keberlangsungan kegiatan operasional yang efektif," terangnya.
Ke depan, hasil exercise ini akan ditindaklanjuti melalui evaluasi risiko Port Facility Security Assessment (PFSA) yang dilakukan secara berkelanjutan dengan langkah-langkah pengamanan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Stakeholder terkait lainnya berperan mendukung sistem keamanan pelabuhan
Kepala KSOP Celukan Bawang, Taufikur Rachman, menyampaikan bahwa kegiatan ini memperkuat sinergi antarinstansi dalam menjaga keamanan dan keselamatan pelayaran.
"Latihan ini menjadi momentum penting untuk menyelaraskan prosedur, memperkuat komunikasi, serta memastikan pelayanan kepelabuhanan tetap aman, tertib, dan berstandar internasional,” jelasnya.
Sedangkan Kapolres Buleleng, Ida Bagus Widwan Sutadi, menegaskan bahwa Polres Buleleng berkomitmen penuh mendukung penguatan standar keamanan di Pelabuhan Celukan Bawang.
“Melalui latihan terpadu ini, kami memastikan kemampuan personel dalam mendeteksi, mencegah, dan menangani berbagai potensi ancaman, mulai dari penyelundupan narkoba, aksi unjuk rasa, hingga kejahatan siber. Kolaborasi lintas instansi seperti ini sangat penting agar pengamanan objek vital nasional berjalan optimal dan respons cepat dapat diberikan dalam situasi darurat,” ungkapnya.
















