Dari Sampah Jadi Berkah, Begini Cara Kompos Dongkrak Ekonomi Desa

- Pelatihan diversifikasi dan peningkatan mutu pupuk kompos
- Dorong kolaborasi dan perubahan perilaku masyarakat
- Dampak positif untuk lingkungan dan perekonomian desa
Badung, IDN Times - Masalah sampah masih menjadi pekerjaan rumah besar di berbagai daerah, termasuk di Bali. Untuk itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui program BRI Peduli “Yok Kita Gas”menghadirkan solusi lewat pelatihan diversifikasi dan penguatan mutu produk pupuk kompos di TPS3R Pudak Mesari, Badung, Bali.
Kegiatan ini tak hanya edukasi, tapi juga mendorong inovasi agar pengelolaan sampah. Tujuannya agar bisa memberi manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
1. Pelatihan fokus pada diversifikasi dan peningkatan mutu pupuk kompos

BRI Peduli menghadirkan narasumber dari komunitas Petani Muda Keren untuk memberikan materi seputar pengolahan sampah organik. Peserta pelatihan yang terdiri dari pengurus dan anggota TPS3R Pudak Mesari diajarkan bagaimana mengubah sampah menjadi pupuk kompos bernilai jual tinggi.
Fokus utama adalah menciptakan produk yang lebih beragam, mulai dari pupuk organik cair, granul, hingga media tanam siap pakai. Corporate Secretary BRI, Dhanny, menjelaskan bahwa tujuan pelatihan ini adalah memperkuat kapasitas peserta dalam mengelola sampah organik secara profesional.
“Pelatihan ini bermanfaat untuk menjawab tantangan kelembagaan TPS3R, yaitu bagaimana mengubah paradigma dari sekadar unit pengelolaan sampah menjadi sentra inovasi berbasis ekonomi sirkular,”ujarnya.
2. Dorong kolaborasi dan perubahan perilaku masyarakat

Lebih dari sekadar teknis pembuatan kompos, pelatihan ini juga mengedukasi peserta tentang pentingnya perubahan perilaku dalam mengelola sampah. Kolaborasi lintas pihak, baik dari lembaga pengelola sampah, masyarakat, hingga dunia usaha, diyakini mampu menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.
Menurut Dhanny, BRI melihat TPS3R Pudak Mesari memiliki potensi besar menjadi contoh praktik baik pengelolaan sampah di tingkat desa.
“Ini adalah bentuk upaya nyata BRI dalam mengatasi persoalan sampah dan menjadi kolaborasi nyata BRI dengan berbagai pihak, agar pengelolaan sampah dan diversifikasi produk pupuk kompos bisa membawa dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian desa,” tegasnya.
3. Dampak positif untuk lingkungan dan perekonomian desa

Pelatihan ini tidak berhenti di ruang kelas. Peserta juga langsung mengimplementasikan materi dengan praktik di lapangan menggunakan mesin produksi kompos. Dari sana, mereka dapat melihat bagaimana teknologi mampu mempercepat proses pengolahan sekaligus meningkatkan kualitas hasil kompos.
Pupuk yang dihasilkan bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah, mengurangi erosi, hingga meningkatkan kesuburan secara alami. Pemateri dari Petani Muda Keren, A.A. Gede Agung Wedhatama P., menegaskan pentingnya inovasi dalam produksi pupuk.
"Harapannya kolaborasi kami dengan BRI dalam pelatihan ini nantinya dapat diimplementasikan oleh peserta, terutama tentang berbagai teknik, alat, dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan kompos yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” jelasnya.
Program ini juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat desa, sekaligus memperkuat prinsip pertanian berkelanjutan. Sejak pertama kali digulirkan pada 2021, program BRI Peduli “Yok Kita Gas”telah menjangkau 41 lokasi di Indonesia.