Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana persiapan Natal di Gereja di Desa Piling, Penebel, Tabanan (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Tabanan, IDN Times - Toleransi umat beragama di Indonesia kerap terganggung dengan adanya riak-riak negatif. Seperti adanya oknum yang membakar tempat ibadah agama lain atau melarang umat beragama lain untuk menunaikan ibadah. Karenanya, sebagai generasi Z yang menjadi generasi penerus bangsa, memupuk toleransi beragama di dalam pergaulan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang damai.

Di Kabupaten Tabanan, genezasi Z memiliki cara untuk menjaga toleransi tetap terjaga, terutama di lingkungan pertemanan mereka. Apa saja yang mereka lakukan dan bagaimana caranya menangkal hal-hal negatif yang bisa memecah belah hubungan dalam masyarakat? 

1. Semuanya dimulai dari kesadaran diri masing-masing

Warga Kristiani di Desa Piling Penebel membawa gebokan bunga untuk menghias Gereja sebelum hari Natal. (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Memiliki teman yang berbeda agama tentu tidak membuat keharmonisan anak-anak muda di Tabanan terganggu. Begitulah menurut siswi SMAN 1 Tabanan yang juga Duta Genre Putri Provinsi Bali 2021, Ni Nyoman Ayu Respani. Menurutnya, hingga saat ini ia dan teman-temannya menjalani pertemanan dengan harmonis tanpa ada perdebatan mengenai perbedaan agama.

"Sebenarnya bagaimana menjaga toleransi itu ada, semuanya muncul dari kesadaran masing-masing. Kalau kita memiliki pemahaman kuat soal toleransi, maka meski ada yang hendak memecah belah tidak akan berhasil," ujarnya.

Menurutnya cara sederhana untuk menjaga toleransi beragama dalam pertemanan selain menghormati adalah dengan mengucapkan selamat hari raya keagamaan. "Kalau teman merayakan hari keagamaan, biasanya datang silahturahmi," ujarnya.

2. Tabanan dinilai daerah yang toleransi keagamaannya masih tinggi

Editorial Team

Tonton lebih seru di