10 Remaja Jadi Pelaku Penganiayaan Tukang Parkir di Denpasar

Korban ditemukan meninggal penuh dengan luka tusuk

Denpasar, IDN Times - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar menetapkan 10 orang remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Denpasar sebagai pelaku penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Korban merupakan tukang parkir bernama Yohanes Naikoi (33). Ia ditemukan meninggal dunia dengan sejumlah luka tusukan di Jalan Dewi Madri I Nomor 8, Kecamatan Denpasar Timur, Minggu (4/6/2023) pukul 04.00 Wita.

Dari 10 pelaku, polisi menghadirkan 2 orang dalam jumpa pers karena sudah berusia dewasa. Para pelaku disebut dalam kondisi mabuk arak di sebuah bar sebelum menganiaya korban.

Baca Juga: Pencurian Toko Bawa 6 Truk di Bali Dipicu Masalah Bisnis

1. Korban lebih dulu ditendang salah satu pelaku

10 Remaja Jadi Pelaku Penganiayaan Tukang Parkir di DenpasarIlustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas, mengatakan para pelaku sebelumnya ada di bar untuk minum arak hingga pukul 03.00 Wita. Mereka kemungkinan berboncengan naik lima unit sepeda motor ke arah Renon.

Setelah tiba di Jalan Cok Agung Tresna, mereka menyejajarkan 4 sepeda motor dan berjalan beriringan menuju ke arah Jalan Moh Yamin. Ketika tiba di depan Kantor TVRI, korban yang berjalan kaki di sebelah kiri tiba-tiba ditendang oleh Muja, yang saat itu dibonceng Krisna.

"Karena hal tersebut korban mengambil batu dan melempar ke arah pengendara yang mengenai punggung atas kanan (pelaku) Zena," ungkapnya.

Lemparan itu membuat Zena berteriak kesakitan, dan langsung memutar balik sepeda motornya untuk menghampiri korban. Teman-temannya mengikuti Zena. Sementara korban yang saat itu sudah menyeberangi jalan, memilih masuk ke area Kantor TVRI.

"Dua pelaku ini pelaku dewasa, dan delapan pelaku masih di bawah umur," kata Bambang.

2. Korban dihajar bertubi-tubi dan ditusuk berkali-kali

10 Remaja Jadi Pelaku Penganiayaan Tukang Parkir di DenpasarSabuk pisau milik pelaku. (IDN Times/Ayu Afria)

Karena korban masuk ke area Kantor TVRI, pelaku yang mengejarnya memutar ke Jalan Moh Yamin, masuk ke Lapangan Renon, dan tembus ke Jalan Cok Agung Tresna. Pelaku kemudian menemukan korban yang sedang menyeberang ke arah Yume Sushi.

Tak berselang lama, pelaku memarkir kendaraannya dan melemparkan batu sebesar bola ke arah korban. Namun korban dapat menghindarinya. Pelaku mengejarnya, dan memukul wajah korban menggunakan tangan kanan. Pelaku lain juga menendang tubuh korban menggunakan kaki kanan.

"Motifnya karena mereka merasa kesal pada saat dilempar batu," terang Bambang.

Korban sempat meloloskan diri dari pengeroyokan itu ke arah Jalan Dewi Madri. Tapi para pelaku terus mengejarnya hingga korban tertangkap, dan dianiaya lagi. Dalam keadaan tidak berdaya, pelaku Krisna mengeluarkan pisau, dan menusuk korban berulang kali hingga meninggal dunia.

"Salah satu tersangka membawa pisau lipat (dalam bentuk sabuk). Krisna menusuk menggunakan pisau," jelasnya.

3. Disdikpora minta orangtua memaksimalkan pengawasan terhadap anaknya

10 Remaja Jadi Pelaku Penganiayaan Tukang Parkir di DenpasarPixabay/Niek Verlaan

Dari hasil visum sementara, korban mengalami beberapa luka tusukan di bagian dada kiri, perut kiri dan kanan, punggung kiri serta kanan.

Sepuluh pelaku akan diproses secara hukum. Mereka dijerat Tindak Pidana Pengeroyokan atau Penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 Ayat 2 ke-3 dan/atau Pasal 351 Ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Sementara Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, Drs AA Gede Wiratama, meminta orangtua lebih ketat mengawasi anak-anaknya. Belajar dari kasus ini, anak-anak tersebut lepas dari pengawasan orangtuanya dan berada di luar rumah hingga dini hari hingga menenggak minuman beralkohol.

"Karena sampai jam 03.30 pagi masih kelayapan. Larut malam masih berada di luar rumah. Seharusnya anak-anak ini jam 22.00 sudah ada di rumah. Karena itu kami ke depan akan berkoordinasi dengan sekolah, bersama orangtua," ujar Wiratama.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya