Perempuan Hadapi Bias dan Kesetaraan Gender di Tempat Kerja

Tidak banyak perempuan yang mengisi posisi strategis

Badung, IDN Times - Perempuan hingga kini masih menghadapi bias dan kesetaraan gender di tempat kerja. Bahkan sektor ekonomi global masih didominasi oleh laki-laki. Perempuan kurang mendapatkan posisi strategis di dunia bisnis.

Untuk itu, B20 Indonesia Women in Business Action Council (B20 WiBAC) menginisiasi sebuah platform bernama One Global Women Empowerment (OGWE) yang diluncurkan di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa (23/8/2022) lalu.

OGWE ini diinisiasi untuk memajukan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, tangguh, dan juga berkelanjutan melalui pemberdayaan perempuan.

Diskusi bertema Advancing Women in the Global Economy through the One Global Women Empowerment tersebut membahas terkait kesenjangan kesetaraan gender di sektor lapangan kerja bagi perempuan, terutama di Indonesia. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi kesenjangan kesetaraan gender di sektor lapangan kerja? Berikut ini ulasannya.

Baca Juga: Hukum Adat Lokika Sanggraha di Bali, Perempuan Mencari Keadilan  

1. Adanya kesenjangan pada kesetaraan partisipasi perempuan dalam dunia bisnis

Perempuan Hadapi Bias dan Kesetaraan Gender di Tempat KerjaB20 Indonesia Women in Business Action Council (B20 WiBAC) diselenggarakan di Bali. (IDN Times/Ayu Afria)

Laki-laki masih mendominasi sektor ekonomi secara global. Ada beberapa faktor yang menyebabkannya yaitu hambatan fisik, peraturan, dan sosial budaya. Ketiga faktor itu membuat perempuan tidak banyak terlibat dalam sektor ekonomi global. Masa pandemik juga telah mengubah cara investor memitigasi risiko keuangan.

"Perempuan masih menghadapi bias dan kesetaraan gender di tempat kerja," ungkap Chair of B20 Indonesia & CEO of Sintesa Group, Shinta Kamdani.

Mengacu pada data dari B20 WiBAC, kesetaraan partisipasi gender dalam perekonomian global dapat meningkatkan USD 28 triliun dalam pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) global di tahun 2025 mendatang. Namun kini cukup sulit untuk mewujudkan potensi tersebut. Masih banyak kesenjangan pada kesetaraan partisipasi perempuan dalam dunia bisnis yang perlu dijembatani. Terutama kurangnya akses, kesempatan, serta representasi perempuan dalam posisi strategis di dunia bisnis.

Baca Juga: Perempuan Bali di Persimpangan Jalan: Diam atau Berani Bersuara? 

2. Ada tiga strategi untuk menjembatani kesenjangan menuju partisipasi gender yang setara di dunia bisnis

Perempuan Hadapi Bias dan Kesetaraan Gender di Tempat Kerjawww.pexels.com

Lantas apakah ada cara untuk menjembatani kesenjangan itu? Shinta menilai, agenda B20 ini sebagai engagement group G20 yang paling signifikan. B20 melihat berbagai peluang dalam perekonomian global, yang percepatannya dapat dibantu oleh komunitas bisnis.

Peluang pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) global dapat diraih dengan cara menjembatani kesenjangan menuju partisipasi gender yang setara di dunia bisnis. Dengan demikian, Women in Business Action Council memainkan peran penting bagi misi B20 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang kolaboratif, inovatif, dan berkelanjutan.

Terdapat tiga tema utama dalam dokumen final B20 WiBAC Policy and Action Recommendation yang dapat menjadi panduan bagi komunitas bisnis di seluruh negara G20 dan dunia dalam menjembatani kesenjangan menuju kesetaraan partisipasi perempuan, di antaranya:

  • Pemberdayaan pengusaha perempuan

Hal ini dilakukan dengan cara mengembangkan ekosistem yang dapat memberikan akses pada bantuan finansial, regulasi, hingga akses pada bantuan teknis bagi pelaku usaha. Sebagai tindak lanjutnya, jaringan bisnis perempuan dalam skala global harus terus dikembangkan.

  • Mendorong kemampuan digital dan kepemimpinan perempuan

Dengan mempercepat akses perempuan pada lingkup digital/STEM, serta meningkatkan kemampuan yang diperlukan untuk dapat mengambil posisi-posisi pimpinan, diperkuat dengan laporan berbasis gender.

  • Mendorong lingkungan kerja yang adil dan aman bagi semua

Hal ini dapat dimulai dengan meningkatkan keamanan kerja bagi pekerja perempuan di sektor perekonomian informal, termasuk di masyarakat pedesaan, serta membangun kebijakan sistematis untuk menghindari kekerasan berbasis gender dan membantu korban kekerasan.

3. B20 WiBAC menetapkan 5 pilar dari OGWE

Perempuan Hadapi Bias dan Kesetaraan Gender di Tempat KerjaIlustrasi perempuan karir (Pixabay/ernestoeslava)

One Global Women Empowerment (OGWE) digunakan untuk menjembatani potensi dan tantangan. Termasuk juga mempertemukan pihak yang membutuhkan, dan pihak yang dapat memberikan bantuan dalam hal pemberdayaan perempuan pekerja serta pengusaha di mana pun berada. Sehingga mampu mendorong percepatan keterlibatan perempuan pada ekonomi global.

“Kami yakin bahwa perempuan di dunia bisnis yang ingin maju itu tidak sedikit, pelaku industri dan berbagai institusi yang ingin turut mendorong kemajuan perempuan juga tidak sedikit. Diperlukan adanya wadah untuk mempertemukan kedua pihak tersebut dalam lingkungan yang terstruktur dan kondusif agar mendapatkan hasil terbaik dengan skala yang maksimal,” kata Shinta.

Sebagai akselerator yang membekali pengusaha dan pegawai perempuan, B20 WiBAC menetapkan 5 pilar dari OGWE yaitu:

  1. Digital Capability, yang memberikan serta mendekatkan pelaku usaha perempuan kepada akses digital
  2. Knowledge Sharing, di mana para pelaku usaha dapat saling mengembangkan jaringan bisnis perempuan secara global untuk menstimulasi knowledge-sharing dan investasi lintas batas untuk bisnis yang dijalankan perempuan
  3. Funding & Investment, identifikasi dan pembentukan ekosistem kritikal yang dapat memberikan akses pada pendanaan serta investasi bagi pengembangan bisnis-bisnis yang dipimpin perempuan
  4. Technical Support, di mana para pelaku usaha bisa mendapatkan bantuan hukum, serta berbagai bantuan teknis kewirausahaan lainnya
  5. Supportive Policy, melalui kebijakan, strategi dan pendekatan sistematis yang dibentuk untuk mendorong keterlibatan perempuan yang setara dalam dunia bisnis.

4. Perekonomian dalam negeri maupun skala global akan tumbuh melalui perempuan

Perempuan Hadapi Bias dan Kesetaraan Gender di Tempat Kerjailustrasi orang berkerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Chair of B20 Women in Business Action Council sekaligus President Director of Unilever Indonesia, Ira Noviarti, berpendapat dalam mengimplementasi OGWE ini nantinya akan membentuk sekretariat berbasis teknologi dalam menyediakan layanan yang disebut 5C - Crowdsource, Crowdfund, Curate, Clarify, dan Communication.

Melalui OGWE, B20 WiBAC berupaya untuk mendorong lebih banyak perempuan dalam memimpin, berpartisipasi, memiliki akses pada peluang bisnis dan ekonomi yang lebih baik, peningkatan kemampuan wirausaha, serta peningkatan kemampuan digital yang mumpuni.

“Kami mengajak seluruh elemen mulai dari pelaku usaha dan seluruh pemangku kepentingan lainnya untuk turut berkolaborasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di dalam negeri maupun pada skala global melalui perempuan,” terangnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya