Anjing Liar Menyerang Anak Usia 3 Tahun di Karangasem

- Korban dibawa ke RSUD Karangasem untuk mendapatkan suntikan serum antirabies karena berisiko tinggi terhadap penularan rabies
- Warga masih mengejar keberadaan anjing yang menyerang Gede WP
- Pihak puskeswan segera menelusuri keberadaan anjing tersebut dan ambil sampel otak
Karangasem, IDN Times - Seorang anak berusia tiga tahun asal Banjar Dinas Pekandelan, Desa Culik, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem setelah diserang seekor anjing liar, Sabtu (4/10/2025) lalu.
Anak berinisial I Gede WP itu mengalami luka terbuka di bagian dahi akibat gigitan anjing, hingga harus menerima enam jahitan dan suntikan serum antirabies (SAR).
Kelian Banjar Dinas Pekandelan, I Ketut Wista, menuturkan insiden terjadi ketika anak tersebut baru bangun tidur dan duduk di teras rumahnya. Ia sempat meminta air minum kepada neneknya, sebelum tiba-tiba diserang oleh anjing liar yang datang entah dari mana.
“Anjing itu langsung menggigit bagian dahi korban. Bocahnya menangis histeris, sementara anjingnya langsung kabur,” ujar Wista, Minggu (5/10/2025).
1. Luka gigitan berisiko tinggi, Gede WP menerima serum

Korban dibawa ke Puskesmas Abang untuk mendapatkan vaksin antirabies (VAR). Namun lukanya dinilai berisiko tinggi terhadap penularan rabies, sehingga pihak puskesmas segera merujuknya ke RSUD Karangasem untuk mendapatkan penanganan lanjutan berupa suntikan serum antirabies (SAR).
“Kami langsung antar ke RSUD. Di sana korban diberikan serum antirabies tambahan karena luka berisiko tinggi penularan rabies,” jelas Wista.
2. Warga masih mengejar keberadaan anjing yang menyerang Gede WP

Selain menerima suntikan antirabies, Gede WP juga menjalani tindakan medis berupa enam jahitan di dahinya, dan harus melakukan kontrol rutin untuk memantau perkembangan luka.
Sementara warga sekitar mencari anjing yang menyerang I Gede WP. Namun hingga kini, anjing liar itu belum berhasil ditemukan.
"Warga masih mengejar anjing itu, tapi belum diketahui keberadaannya. Ini untuk antisipasi warga lain menjadi korban," ungkap dia.
3. Pihak puskeswan segera menelusuri keberadaan anjing tersebut dan ambil sampel otak

Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskeswan Karangasem, I Ketut Suardita, menyatakan pihaknya akan turun langsung ke lokasi untuk menelusuri anjing yang menyerang anak-anak.
“Untuk memastikan apakah anjing tersebut positif rabies atau tidak. Hewan itu harus ditangkap agar bisa diambil sampel otaknya,” terang Suardita.
Ia juga mengimbau warga agar tetap waspada terhadap anjing liar, terutama yang menunjukkan perilaku agresif atau tidak biasa.
“Kalau ada gigitan, segera lapor dan bawa korban ke fasilitas kesehatan agar bisa segera mendapat vaksin antirabies,” tambahnya.