Upacara Adat Jadi Penyebab Peningkatan Kasus COVID-19 di Klungkung
Suwirta meminta Satgas Gotong-Royong diaktifkan kembali
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Klungkung, IDN Times - Berdasarkan tabel data yang dirilis oleh Satuan Tugas COVID-19 Penanganan Provinsi Bali, ada trend peningkatan kasus COVID-19 di Bali dalam beberapa hari terakhir. Tanggal 20 Januari 2021, misalnya. Kasus terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 494 orang, masing-masing 456 orang melalui transmisi lokal dan 38 pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN). Pasien COVID-19 yang sembuh sebanyak 246 orang, dan enam orang meninggal dunia.
Demikian halnya di Kabupaten Klungkung. Berdasarkan hasil evaluasi Dinas Kesehatan melalui tim surveilans yang tersebar di empat kecamatan (Kecamatan Klungkung, Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Dawan, Kecamatan Nusa Penida) wilayah Klungkung, kegiatan masyarakat seperti upacara adat berkontribusi dalam peningkatan kasus COVID-19.
Baca Juga: Klungkung Usulkan Formasi CPNS Khusus Untuk Nakes dan Tenaga Teknis
1. Kasus meningkat lebih banyak di tempat-tempat yang mengadakan kegiatan upacara adat
Seperti halnya daerah kabupaten/kota di Provinsi Bali, Klungkung juga mengalami trend peningkatan kasus COVID-19 meskipun tidak begitu signifikan. Pada 20 Januari 2021, ada penambahan lima kasus positif COVID-19, dan sembuh empat orang. Sehingga Klungkung masih berada di zona oranye COVID-19.
Seorang surveilans di Klungkung berinisial I Made D mengungkapkan, faktor peningkatan kasus dalam beberapa hari ini disebabkan oleh kegiatan masyarakat yang sulit dikendalikan. Misalnya, upacara adat yang melibatkan banyak orang, dan protokol kesehatan (Prokes) yang sulit diterapkan.
"Ini juga salah satu faktornya. Sulit mengontrol masyarakat untuk menerapkan prokes saat ada upacara adat. Ini berkontribusi juga terhadap peningkatan kasus," katanya, Kamis (21/1/2021).
Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, Ni Made Adi Swapatni, juga tidak menampik hal itu ketika dikonfirmasi oleh IDN Times. Dari hasil pemantauan di lapangan, kasus meningkat lebih banyak di tempat-tempat yang mengadakan kegiatan upacara adat. Sehingga muncul klaster keluarga dan lanjut menjadi klaster perkantoran.
"Hal ini juga yang harus diperhatikan ke depannya," ungkapnya.