TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jurusan Bakal Dihapus, Pelajar SMA di Klungkung: Justru Lebih Mudah 

Kurikulum Merdeka juga dinilai meminimalisir salah jurusan 

Ilustrasi pelajar(IDN Times/Mardya Shakti)

Klungkung, IDN Times - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia akan menerapkan Kurikulum Merdeka. Dalam kurukulum ini, nantinya para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) diberikan kebebasan untuk mendalami minat dan bakatnya masing-masing.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menjelaskan bahwa dalam kurikulum ini, nantinya tidak ada kewajiban bagi siswa SMA untuk memilih jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), ataupun Bahasa. Pada tahun kedua, para siswa justru dibebaskan memilih mata pelajaran sesuai dengan minat masing-masing. 

Lalu bagaimana masyarakat menanggapi kebijakan ini? Berikut beberapa tanggapan dari pelajar dan warga di Klungkung terkait dengan penerapan Kurikulum Merdeka.

Baca Juga: Ratusan Remaja Konvoi di Denpasar, Sengaja Ingin Ganggu Keamanan?  

1. Siswa di Klungkung menyambut baik rencana dihapusnya penjurusan di SMA

Ilustrasi Pelajar (SMP). IDN Times/Mardya Shakti

Rencana dihapusnya jurusan IPA, IPS, dan Bahasa mendapat tanggapan positif dari beberapa siswa SMA di Klungkung. Mereka justru lebih senang apabila mendapat kebebasan dalam memilih mata pelajaran yang diminati.

Seperti yang diungkapkan oleh siswa kelas VII di SMA Negeri di Klungkung, Luh Gutami. Ia mengaku setuju dengan dihapusnya sistem penjurusan. Menurutnya, siswa akan lebih berkembang apabila bebas memilih mata pelajaran yang diminati.

“Misal saya memilih IPA, saya memang suka Biologi, tapi tidak begitu suka Fisika. Malah selain Biologi, saya juga suka Ekonomi. Untuk kurikulum saat ini, saya tentu susah memilih, karena Biologi dan Ekonomi dalam rumpun yang berbeda. Kalau dikasi memilih keduanya, tentu siswa akan lebih senang,” ungkapnya.

Hal serupa diungkap oleh siswa kelas IX di Klungkung, Gede Dwija Putrayasa. Menurutnya dengan bebas memilih mata pelajaran yang disuka, pelajaran akan lebih mudah diterima dan akan maksimal untuk diterapkan oleh siswa.

“Kalau dulu kita memang bebas memilih jurusan. Tapi belum tentu kami suka dengan semua mata pelajaran di jurusan itu kan? Kalau bisa memilih mata pelajaran yang disukai, kan enak. Kalau sudah suka mata pelajarannya, pasti belajarnya juga lebih mudah dan semangat,” ungkapnya.

2. Penghapusan jurusan dinilai bisa meminimalisir salah pilih jurusan

Ilustrasi belajar (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Penghapusan jurusan di jenjang SMA ini juga mendapatkan respons baik dari warga umum. Selain dinilai mempermudah siswa untuk belajar, sistem ini juga diyakini bisa meminimalisir terjadinya salah pilih jurusan. Seperti yang diungkapkan seorang karyawan asal Kelurahan Semarapura Klod Kangin, Gede Sucipta.

Ia tidak menampik bahwa selama ini salah pilih jurusan menjadi momok bagi siswa saat melanjutkan ke jenjang berikutnya.

“Sederhana saja, seperti saya saat SMA. Saya masuk jurusan IPS, padahal minat saya dulu kuliah di Farmasi. Karena IPS, saya tidak bisa lanjut ke sana. Malah kalau jurusan IPA, bisa melanjutkan ke pendidikan yang rumpunnya Ilmu Sosial. Ini kan sudah diskriminatif dalam pendidikan menurut saya,” ungkapnya.

Dengan bebas memilih mata pelajaran yang diminati, tentu siswa juga akan lebih bebas memilih jurusan saat nantinya di perguruan tinggi.

“Saya harap dengan kurikulum baru ini bisa meningkatkan lagi kualitas pendidikan di Indonesia,” harapnya.

Berita Terkini Lainnya