Pariwisata Lumpuh, Budi Daya Rumput Laut di Lembongan Bangkit Kembali
Semoga tetap budi daya meski pariwisata kembali normal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Klungkung, IDN Times - Pandemik COVID-19 membuat sektor pariwisata di wilayah Lembongan, Nusa Penida, lumpuh. Saat ini hampir 90 persen warga Lembongan yang dulunya mengandalkan sektor pariwisata, kini kembali beralih melakukan budi daya rumput laut. Bahkan area budi daya rumput laut yang ditanam warga semakin meluas hingga ke Jembatan Kuning (Jembatan penghubung antara Nusa Ceningan dan Lembongan).
Baca Juga: Sempat ditinggalkan, Masyarakat Lembongan Budi Daya Rumput Laut Lagi
1. Budidaya rumput laut di Lembongan sempat mati suri semenjak warga banyak yang beralih ke sektor pariwisata
Menurut Perbekel Lembongan, Ketut Gede Arjaya, budi daya rumput laut menjadi sektor yang diandalkan oleh warganya sejak dulu. Namun perlahan ditinggalkan sejak lima tahun belakangan, seiring perkembangan pariwisata di Nusa Penida.
"Pariwisata berkembang, sementara rumput laut harganya tidak stabil. Bahkan pertumbuhannya sempat tidak bagus. Budi daya rumput laut pun mulai ditinggalkan dan sempat mati suri," ujar Arjaya, Minggu (20/9/2020).
Awalnya ia bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung telah berupaya membangkitkan budi daya rumput laut di Lembongan dengan membuat demplot pada bulan Agustus 2018 lalu. Hasil demplot pada saat itu bagus, dan pihaknya kemudian mengajak serta mendata warga untuk kembali menekuni budi daya rumput laut.
"Pasca demplot, kami mulai data beberapa warga yang masih tertarik budi daya rumput laut. Walaupun saat itu tidak banyak, karena pariwisata masih berkembang," ungkap Arjaya.
Baca Juga: Klungkung Satu-satunya Wilayah yang Masuk Zona Oranye COVID-19 di Bali