TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Koleksi Karya Seniman Italia di Museum Semarajaya Klungkung  

Seniman Emilio Ambron jatuh cinta dengan seni budaya Bali 

Karya seniman asal Italia, Emilio Ambron, di Museum Semarajaya, Klungkung. (IDN Times/Wayan Antara)

Klungkung, IDN Times -  Emilio Ambron, seniman ternama asal Florence, Italia, dikenal sangat mencintai Bali, khususnya Kabupaten Klungkung. Ia pertama kali menginjakkan kaki di Bali tahun 1938. Emilio langsung terkesan dengan kebudayaan dan kehidupan masyarakat di Pulau Dewata.

Sebagai bentuk rasa cintanya terhadap Bali, ia bahkan menyumbangkan beberapa karya lukisan dan patung ke Museum Semarajaya di Klungkung. Saat ini beberapa karya Emilio Ambron tersimpan apik di sebuah ruangan khusus.

Baca Juga: Kisah Para Perajin Gamelan di Klungkung, Punya Pendengaran Istimewa

1. Emilio Ambron terkesan setelah membaca buku kuno tentang Bali dan melihat lukisan bergaya Batuan

Karya seniman asal Italia, Emilio Ambron, di Museum Semarajaya, Klungkung. (IDN Times/Wayan Antara)

Dilansir dari berbagai sumber, Emilio Ambron berlayar ke Bali pada Desember 1983. Ia memutuskan untuk datang setelah membaca buku kuno tentang kehidupan masyarakat di Bali. Ia terkesan dengan kehidupan masyarakat Bali, yang kesehariannya tidak jauh dari seni, seperti misalnya tarian saat upacara adat maupun seni lukis dan seni ukurin dalam setiap ornamen bangunan Bali.

Pada bulan Oktober 1938, Emilio Ambron menghabiskan waktunya di Paris, Perancis. Di sebuah galeri lukisan pada saat pameran musim dingin, ia pertama kali melihat lukisan dengan gaya Batuan, Kabupaten Gianyar. Ia langsung terkesan melihat lukisan itu dan semakin memantapkan dirinya untuk pergi ke Bali.

Emilio Ambron berlayar ke Bali pada bulan Desember 1938. Saat berada di Pulau Dewata, ia banyak bertemu dengan seniman dunia lainnya yang juga sangat terinspirasi dari Bali, seperti Rudolf Bonnet, Walter Spies, dan Le Mayeur, yang ketika itu juga memberikan tempat tinggal kepada Emilio Ambron di Sanur, Denpasar.

Dua tahun dimanfaatkan oleh Emilio Ambron untuk melukis tentang berbagai hal yang ada di Bali. Ia begitu menikmati kehidupannya saat itu sampai pada akhirnya ia memutuskan pergi karena serangan kolonial Jepang.

2. Karya Emilio Ambron disumbangkan ke Museum Semarajaya pada tahun 1996

Karya seniman asal Italia, Emilio Ambron, di Museum Semarajaya, Klungkung. (IDN Times/Wayan Antara)

Kepala UPTD Museum Semarajaya, Cokorda Gede Nala Rukmaja, menjelaskan pada tahun 1994, Emilio Ambron sempat kembali menginjakkan kaki di Bali untuk mengenang keindahan Pulau Dewata. Selang dua tahun kemudian, ia meninggal dunia di usia 90 tahun.

Sebagai bentuk kecintaannya dengan Bali, setelah meninggal, beberapa lukisan dan patung karya Emilio Ambron disumbangkan ke Klungkung. Baginya Klungkung menjadi kenangan tersendiri dan bahkan menyebutnya sebagai Kota Florence kedua.

“Ketika itu maestro I Nyoman Gunarsa sebagai juru bicara Pemkab Klungkung, saat menerima hibah lukisan dan patung dari Carla Ambron yang merupakan istri dari Emilio Ambron,” ungkapnya.

Pada tahun 1996 pemerintah di Florence mengusulkan menjalin hubungan dengan Kota Semarapura sebagai Kota Kembar. Sebagai langkah awal pertukaran budaya itu, pemerintah Florence menyerahkan koleksi Ambron.

Berita Terkini Lainnya