Perayaan Galungan di Klungkung Terasa Berbeda, Penjualan Penjor Turun
Para pedagang musiman masih tetap semangat kok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Karangasem, IDN Times - Juli Ngurah Artana (27) tidak pernah mengira jika perayaan Galungan tahun ini berlangsung di tengah pandemik COVID-19. Pria asal Desa Pesaban, Kabupaten Karangasem ini sudah dirumahkan selama lima bulan. Untuk mendapatkan pemasukan, ia memanfaatkan momen Hari Raya Galungan dengan menjual berbagai peralatan penjor.
Baca Juga: Dilema Peternak Babi di Tabanan, Ada Stok Tetapi Pembelinya Menurun
1. Ia mendapatkan berkah di momen Galungan. Pohon bambu dan daun aren muda tumbuh subur
Juli harus membiasakan bangun tidur pada pukul 04.00 Wita sejak Sabtu (12/9/2020) lalu. Sebab untuk berjualan berbagai perlengkapan penjor, ia harus berangkat lebih dini. Perlengkapan penjor seperti bambu, dan jingga daun aren muda (Ambu), ia dapatkan dari pekarangan rumahnya. Kebetulan pohon bambu miliknya tumbuh rimbun menjelang Galungan, dan kondisi bentuknya cocok dijadikan sebagai penjor. Begitu pula daun aren muda di rumahnya tumbuh besar. Ini berkah baginya setelah lima bulan tidak bekerja.
"Walau hasilnya tidak seberapa, tapi lumayan ada pemasukan di saat masa pandemik yang sulit ini," ungkapnya, Senin (14/9/2020).
Baca Juga: Mitologi Hari Raya Galungan, Melawan Raja Sombong yang Ingin Disembah
Baca Juga: 5 Makanan Khas Bali Saat Galungan dan Kuningan, Lawar Paling Ditunggu