LPD di Klungkung Sering Bermasalah, Mengapa Warga Masih Mau Nabung?
Pengelolaan keuangan LPD disebut tidak profesional
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Klungkung, IDN Times - Beberapa Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Klungkung terjerat kasus hukum karena tidak profesional dalam mengelola keuangan. Belum lama ini diketahui bahwa pengelolaan keuangan LPD di Desa Ped dan Bumdes di Kampung Toya Pakeh juga tengah bermasalah.
Meskipun kerap bermasalah, ternyata masih banyak warga yang tetap memilih menyimpan uangnya di LPD maupun Bumdes, dibandingkan di bank. Sebagaimana diketahui, menyimpan uang di LPD atau Bumdes juga tidak mendapatkan jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Lalu apa yang membuat warga tetap mau menyimpan uangnya di LPD dan Bumdes?
Baca Juga: Penyebab Dana LPD dan Bumdes di Klungkung Rentan Dikorupsi
1. Bunga deposito yang lebih menggiurkan dibandingkan dengan bank
Meskipun LPD dan Bumdes tidak mendapatkan jaminan LPS, namun bunga deposito yang ditawarkan dua lembaga keuangan tersebut lebih menggiurkan. Itulah yang menjadi alasan mengapa warga tetap mau menyimpan uangnya di sana.
Seperti yang diungkapkan warga asal Rendang, Kabupaten Karangasem, Juni. Ia mengaku sudah lama menyimpan uangnya di LPD karena bunga depositonya lebih tinggi.
"Sebelum pandemik, bahkan bunga deposito di LPD mencapai 1 persen. Kalau sekarang sudah turun ke 0,7 persen," ujar Juni saat dikonfirmasi, Senin (26/4/2022).
Demikian halnya yang diungkapkan Putu Yasa asal Kabupaten Klungkung. Dulu ia menyimpan uang di Bumdes karena persentase bunga pinjamannya yang besar.
"Dulu mencapai 1 persen, tapi situasi seperti ini, banyak Bumdes dan LPD yang bermasalah, jadi tidak berani lagi simpan uang di Bumdes," ungkapnya.