TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Radio Akan Bertahan Jika Ada Siaran Live dan Sesi Curhat

Kamu sering dengerin siaran radio apa nih?

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Tabanan, IDN Times - Radio hingga tahun 2000an masih eksis. Kala itu, selain mendengarkan lagu yang sedang hits atau terbaru, para pendengar biasanya juga bertukar pesan dan salam. Namun dengan kemajuan teknologi, di mana semakin banyaknya platform untuk mendengarkan musik hingga platform hiburan visual, radio mulai ditinggalkan generasi muda.

Baca Juga: Penyiar Radio di Bali, Ealsya Buktikan Kutukan Seniornya

1. Lebih memilih podcast Spotify dan YouTube

Spotify Korea (naver.com)

Seorang mahasiswi Universitas Udayana (Unud), Ayu Komang Amanda Gunawan, sudah lama sekali tidak mendengarkan radio. Pernah sesekali mendengarkannya di mobil ketika dalam perjalanan.

"Tetapi karena pandemik, jarang keluar jadi tidak pernah dengar lagi. Di rumah juga tidak punya radio," ujar alumni SMAN 1 Tabanan ini ketika diwawancara, Sabtu (21/8/2021).

Untuk mencari hiburan atau mendengarkan informasi, Ayu biasa melihat telivisi (TV), podcast di Spotify, dan YouTube.

"Karena dulu juga jarang dengar radio. Saya juga tidak punya gambaran program acara apa saja yang ditayangkan radio sekarang," ujarnya.

2. Radio harus membuat program sesi curhat biar diminati anak muda

IDN Times/Debbie Sutrisno

Namun tidak semua generasi Z benar-benar meninggalkan siaran radio lagi. Seperti Ni Nyoman Ayu Respani contohnya. Siswi kelas XII SMAN 1 Tabanan ini masih memiliki radio milik bapaknya di rumah.

"Biasanya kalau berkebun saya dengarkan acara musik dari radio," katanya.

Menurut Ayu, supaya radio kembali diminati generasi muda, mereka bisa membuat program yang menarik perhatian seperti menambahkan acara komedi, talk show, atau sesi curhat.

Berita Terkini Lainnya