TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penculikan Remaja di Tabanan Hanya Rekayasa, Ngaku Takut Pulang Malam

Menteri PPPA minta digali penyebab DA membuat cerita palsu

Ilustrasi Korban (IDN Times/Mardya Shakti)

Tabanan, IDN Times - Kasus penculikan remaja bernama DA (18), di Kabupaten Tabanan yang sempat viral ternyata hanya rekayasa. Perempuan asal Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, itu akhirnya mulai terbuka dan menyampaikan kronologi kejadian yang sebenarnya.

Dalam pemeriksaan lebih dalam yang dilakukan Polres Tabanan, diketahui bahwa DA ternyata hanya mengarang cerita agar tidak dimarahi oleh suaminya karena pulang malam. Berikut penjelasan Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra, pada Kamis (5/5/2022).

Baca Juga: Pengakuan Korban Penculikan di Tabanan Berubah Drastis, Ada Apa?  

1. DA mengaku pulang malam karena jalan dengan laki-laki yang baru dikenalnya di Facebook

Ilustrasi media sosial (Unsplash.com/Austindistel)

Menurut Ranefli, dari pengakuan terbaru DA, pada Sabtu (30/4/2022), ia tidak mencari buah pepaya untuk dibuar sayur, tetapi pergi dengan seorang laki-laki yang baru dikenalnya di Facebook. Karena sudah larut, ia tidak berani untuk langsung pulang ke rumah karena takut dimarahi suaminya. 

DA kemudian meminta perlindungan kepada ayah mertuanya yang kemudian menyarankan untuk membuat cerita bahwa yang bersangkutan diculik dan diikat tangan dan kakinya, serta mulut disumpal dengan kain.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan Unit PPA Sat Reskrim Polres Tabanan dan berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi serta korban, dapat disimpulkan bahwa penculikan dan penyekapan tersebut adalah merupakan rekayasa korban sendiri karena takut dimarahi suami pulang larut malam," ujar Ranefli.

2. Terduga pelaku penculikan yang sempat disebut DA ternyata tidak tahu apa-apa

Ilustrasi Penculikan (Tawanan) (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam cerita rekayasanya, DA sempat menyebutkan bahwa ada tiga pelaku yang menculiknya. Satu di antaranya bernama Gede A (28). Dari pemeriksaan polisi, Gede A ternyata warga asal Banjar Bantas, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.

"Setelah kami konfirmasi, yang bersangkutan justru tidak tahu menahu dengan kasus tersebut," ujar Ranefli.

Sampai saat ini, lanjut Ranefli, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman di Unit PPA Sat Reskrim Polres Tabanan. Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan secara psikologis terhadap DA.

Berita Terkini Lainnya