TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Para Pria di Tabanan Lebih Pilih Kondom Daripada Vasektomi

Pemerintah berusaha mengajak pria menyukseskan program KB

ilustrasi alat kontrasepsi (unsplash.com/RHSupplies)

Tabanan, IDN Times - Pemerintah menargetkan peningkatan penggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) bagi pasangan usia subur di Indonesia. MKJP dikelompokan menjadi dua. Pertama adalah MKJP nonpermanen (Reversibel) yang terdiri dari IUD dan implan. Kedua, MKJP permanen (Ireversibel) yaitu vasektomi atau medis operasi pria (MOP), dan medis operasi wanita (MOW).

Dari keempat jenis MKJP tersebut, tercatat nihil pria yang melaksanakan MOP pada tahun 2020. Padahal MOP adalah usaha pemerintah untuk mengajak para pria berperan serta dalam program Keluarga Berencana (KB).

Baca Juga: Tabanan Kembali Dapat Dana Desa Untuk Padat Karya dan BLT

1. Pemerintah menargetkan lima MOP untuk Kabupaten Tabanan pada tahun 2020

Vasektomi MOP (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tabanan, dr Ni Luh Gede Sukardiasih, mengatakan pemerintah setiap tahunnya menargetkan akspetor KB untuk MOP.

"Tahun 2020 ditargetkan lima. Tetapi tidak ada satupun yang mau menjalani MOP tahun tersebut," ujar Sukardiasih, Minggu (14/2/2021).

Penyebabnya karena pandemik yang membuat sosialisasi ke lapangan menjadi terbatas, dan risiko penularan COVID-19 cukup besar melalui operasi.

"MOP ini kan metodenya lewat operasi. Karena bukan kasus urgent dan risiko terjadinya penularan COVID-19 juga lebih besar, sehingga target tahun ini untuk MOP tidak tercapai," katanya.

Hal ini jelas berbeda dari tahun 2019 yang berhasil mencapai target. Ada enam akseptor baru yang menjalani MOP.

2. Akseptor KB lebih memilih metode kontrasepsi suntik

Ilustrasi Menyuntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data sepanjang tahun 2020 lalu tercatat ada 2.613 akseptor KB yang baru. Rincian metode kontrasepsinya adalah:

  • IUD: 536 orang
  • MOW: 251 orang
  • MOP: -
  • Kondom: 122 orang
  • Implant: 99 orang
  • Suntik: 1.348 orang
  • Pil: 257 orang.

Menurut Sukardiasih, kebanyakan akseptor KB baru memilih metode kontrasepsi suntik dengan alasan lebih praktis. Metode kontrasepsi suntik ada yang 12 minggu sekali, tetapi ada juga yang satu bulan sekali. Selain praktis, juga dianggap efektif untuk mencegah kehamilan selama tidak telat jadwal suntiknya.

Berita Terkini Lainnya