Dilema Peternak Babi di Tabanan, Ada Stok Tetapi Pembelinya Menurun
Apalagi mau Hari Raya Galungan nih di Bali
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDN Times - Meski pernah diserang isu penyakit suspek Africa Swine Fever (ASF) yang menyebabkan kematian ternak babi, namun Hari Raya Galungan kali ini para peternak babi di Kabupaten Tabanan bisa sedikit tersenyum. Sebab satu ekor babi hidup menyentuh harga tertinggi yaitu Rp40 ribu per kilogram. Kondisi ini membuat peternak babi bersemangat dan hendak menambah populasi ternaknya. Meski begitu, daya beli masyarakat juga menurun.
Baca Juga: Mitologi Hari Raya Galungan, Melawan Raja Sombong yang Ingin Disembah
Baca Juga: Rayakan Galungan di Masa Pandemik, Saatnya Krama Bali Mulat Sarira
1. Mereka awalnya ragu kembali beternak karena takut terserang penyakit
Seorang peternak babi di Desa Sudimara, Nyoman Ariandi, mengaku awalnya ragu-ragu untuk beternak lagi. Namun ia mencoba untuk memelihara 20 ekor babi setelah vakum lama.
"Coba-coba. Kandang sudah disteril dan dibiarkan tidak terisi lama dengan harapan sudah tidak membawa penyakit," ujarnya, Selasa (15/9/2020).
Sampai Galungan tiba, ternak babinya tidak ada yang mati. Bahkan ia berhasil menjual enam ekor ternak babi hidup seharga Rp40 ribu per kilogram.
"Dulu sebelum babi banyak mati, setiap Galungan harga ditentukan Pemda Tabanan dan Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) seharga Rp28 ribu per kilogram hidup. Harga sekarang harga tertinggi yang saya rasakan selama menjadi peternak," katanya.