TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dilema Peternak Babi di Tabanan, Ada Stok Tetapi Pembelinya Menurun

Apalagi mau Hari Raya Galungan nih di Bali

Ilustrasi peternakan babi (ANTARA FOTO/HO-Michael Wuran)

Tabanan, IDN Times - Meski pernah diserang isu penyakit suspek Africa Swine Fever (ASF) yang menyebabkan kematian ternak babi, namun Hari Raya Galungan kali ini para peternak babi di Kabupaten Tabanan bisa sedikit tersenyum. Sebab satu ekor babi hidup menyentuh harga tertinggi yaitu Rp40 ribu per kilogram. Kondisi ini membuat peternak babi bersemangat dan hendak menambah populasi ternaknya. Meski begitu, daya beli masyarakat juga menurun.

Baca Juga: Mitologi Hari Raya Galungan, Melawan Raja Sombong yang Ingin Disembah

Baca Juga: Rayakan Galungan di Masa Pandemik, Saatnya Krama Bali Mulat Sarira

1. Mereka awalnya ragu kembali beternak karena takut terserang penyakit

Peternakan babi di Tabanan (IDN Times/Istimewa)

Seorang peternak babi di Desa Sudimara, Nyoman Ariandi, mengaku awalnya ragu-ragu untuk beternak lagi. Namun ia mencoba untuk memelihara 20 ekor babi setelah vakum lama.

"Coba-coba. Kandang sudah disteril dan dibiarkan tidak terisi lama dengan harapan sudah tidak membawa penyakit," ujarnya, Selasa (15/9/2020).

Sampai Galungan tiba, ternak babinya tidak ada yang mati. Bahkan ia berhasil menjual enam ekor ternak babi hidup seharga Rp40 ribu per kilogram.

"Dulu sebelum babi banyak mati, setiap Galungan harga ditentukan Pemda Tabanan dan Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) seharga Rp28 ribu per kilogram hidup. Harga sekarang harga tertinggi yang saya rasakan selama menjadi peternak," katanya.

2. Rencananya akan menambah populasi babi

Peternak Babi di Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Melihat harga jualnya menjanjikan, Ariadi berencana untuk menambah populasi ternaknya. Dari 20 ekor babi yang dipelihara, kini tersisa 10 ekor, di mana enam ekor di antaranya sudah dikawinkan.

"Sementara 10 lainnya sudah ada yang dijual dan dipotong," ungkapnya.

Meski harganya menjanjikan, namun Ariadi masih harus berhadapan dengan biaya operasional yang tinggi, terutama dalam memenuhi pakan ternak yang harganya tidak murah.

Berita Terkini Lainnya