Thomas Cook Bangkrut, Dinas Pariwisata Bali Berharap Inggris Mau Bantu
Thomas cook adalah Biro perjalanan wisata tertua di Inggris
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Sebuah perusahaan biro perjalanan wisata tertua asal Inggris bernama Thomas Cook mengalami kebangkrutan. Perusahaan ini nyatanya banyak bekerja sama dengan hotel-hotel yang ada di Bali. Hal tersebut mengakibatkan sejumlah hotel di Bali terancam merugi, dan ada dugaan kunjungan wisatawan asing ke Bali juga ikut menurun. Benarkah demikian?
1. Bangkrutnya Thomas Cook tidak berdampak pada kunjungan wisatawan ke Bali
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Putu Astawa, menjelaskan bangkrutnya perusahaan Thomas Cook belum berdampak pada penurunan kunjungan wisatawan ke Bali.
Ia mengungkapkan, untuk data kunjungan pariwisata di Bali secara global, mulai dari bulan Agustus hingga Oktober 2019 masih di atas 4 juta wisatawan asing.
"Tidak ada, masih normal-normal saja. Sekarang dalam bulan Agustus itu jumlah kunjungan (Tercatat) sekitar 4 juta lebih. Ini keseluruhan untuk di Bali. Terdiri dari wisatawan Tiongkok, Australia, India dan Inggris termasuk empat terbesar sebenarnya. Ini dapat menggambarkan kondisinya tidak mengalami perubahan dalam tahun sebelumnya. Belum kelihatan ada efeknya. Tapi belum tahu bulan depan ini. Tapi feeling saya, tidak. Karena nanti bulan November, Desember kan sebenarnya ramai. Karena itu bulan-bulan ramai (Kunjungan wisatawan)," kata Astawa saat dihubungi, Jumat (11/10).
Baca Juga: Thomas Cook Bangkrut, Sejumlah Hotel di Gianyar Terancam Tidak Dibayar