TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dinas Pariwisata Bali Menduga Situs Fodors Melakukan Black Campaign

Gimana kalau menurut pendapatmu?

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Ayu Afria Ulita)

Denpasar IDN, Times - Bali tercatat dalam situs traveling asal Amerika Serikat, Fodor's Travel, sebagai The Places That Don’t Want You (or Want You in Smaller and Better Doses), atau disarankan untuk tidak dikunjungi tahun 2020 dengan berbagai macam alasan yang dipaparkan.

Menurut situs tersebut, Bali sudah dalam kategori overtourism. Efek overtourism beberapa tahun terakhir ini membuat Pemerintah Provinsi Bali mempertimbangkan untuk menarik pajak kepada turis dalam membantu memerangi dampak terhadap lingkungan, dan untuk budaya Bali. Dinas Pariwisata Bali menanggapi atas pemberitaan tersebut.

Baca Juga: Cok Ace Imbau Wisatawan Memosting Citra Bali yang Positif di Medsos

1. Kepala Dinas Pariwisata Bali menduga pemberitaan itu bagian kampanye hitam

fodors.com

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Putu Astawa, menduga pemberitaan situs traveling itu adalah bagian dari black campaign (Kampanye hitam) dari kompetitor.

"Ini mungkin dugaan saya semacam black campaign. Iya itu biasa kompetitor, bisa saja pinjam tangan-tangan orang lain untuk mengalihkan tamu itu ke negaranya. kan bisa saja," kata Astawa saat dihubungi, Rabu (20/11).

2. Pemerintah Provinsi Bali sudah melakukan upaya peningkatan pariwisata di Bali melalui Pergub dan Perda

IDN Times/Imam Rosidin

Astawa menerangkan, selama ini pihak Pemerintah Provinsi Bali sudah melakukan upaya-upaya untuk memperkuat pariwisata di Pulau Bali. Satu di antaranya masalah sampah.

"Kalau masalah sampah, kan sudah ada Pergub (Peraturan Gubernur) 97 itu (97 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai). Untuk infrastruktur perbaikan-perbaikan destinasi, menjaga alam, budaya dan manusia Bali melalui penguatan Perda (Peraturan Daerah). Justru banyak sekali yang sudah dilakukan untuk kualitas pariwisata Bali," ungkapnya.

Baca Juga: Waduh, Tanah Bali Terancam Turun Jika Gunakan Air Sumur Berlebihan

3. Pemberitaan Bali overtourism itu tidak benar

IDN Times/Ayu Afria

Sementara soal overtourism yang juga menjadi sorotan situs itu, pihaknya mengatakan tidak tepat karena media tersebut tidak paham kondisi sebenarnya.

"Kita justru masih dibawah target. Jadi pemberitaan itu barangkali yang tidak pas dan tidak dipahami dengan bagus. Kita kan memiliki kamar banyak sekali yang masih belum optimal. Target kita datang 6,5 juta (Wisatawan mancanegara). Baru tercapai sekitar 6,2 juta kemarin," ujarnya.

Astawa mengaku, jumlah kunjungan wisman ke Bali memang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2018 saja ada sekitar 6,2 juta. Tahun 2019 sekitar 6,2 juta. Namun masih belum memenuhi target 6,5 juta.

"Kalau daya tampung, kita sekarang punya 146 ribu kamar untuk tahun sekarang, itu sekitar delapan juta, kan masih bisa. Ke depannya selalu antisipasi peningkatannya itu sampai puluhan juta sih. Tidak masalah. Semakin banyak semakin bagus," ungkapnya.

Kemudian soal kelangkaan air bersih, menurut Astawa, Bali masih memiliki banyak sekali sumber-sumber atau mata air bersih yang akan dikelola ke depannya.

"Apalagi Bapak Gubernur sudah memelihara sumber-sumber mata air dan sungai-sungai kita. Jadi tidak benar pemberitaan kelangkaan air bersih itu. Kita sudah mengantisipasi ke depannya dengan cara-cara kita," katanya.

Terakhir, Astawa menyebut Bali masih dan terus memperbaiki kualitas destinasi, dan pelayanan yang berstandar. Selain itu, promosi ke luar negeri dijanjikan akan dilakukan lebih baik.

"Satu sisi di internal kita harus perbaiki kualitas destinasi dan pelayanan kita. Harus berstandar dan di samping itu promosi kita keluar dengan cara-cara profesional," terangnya.

Berita Terkini Lainnya