Waduh, Tanah Bali Terancam Turun Jika Gunakan Air Sumur Berlebihan

Ini yang bilang adalah sang ahlinya lho

Denpasar, IDN Times - Apakah di rumahmu masih sering menggunakan air sumur? Ternyata, penggunaan air sumur yang berlebihan justru bisa berbahaya lho untuk masa depan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, I Ketut Jayada. Bagaimana maksudnya? Simak ulasannya berikut ini.

1. Tiga wilayah di Bali masuk zona merah

Waduh, Tanah Bali Terancam Turun Jika Gunakan Air Sumur Berlebihanwikimedia.org

Baca Juga: Gawat! 28 Toko Menyubsidi Paket Tour Murah ke Bali Secara Ilegal

Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, I Ketut Jayada, mengatakan 48 persen penduduk di Denpasar memanfaatkan Perusahaan Daerah Air Minun (PDAM) untuk mendapatkan air bersih.. Selebihnya, 52 persen warganya masih menggantungkan kebutuhan airnya melalui air tanah.

"Hal ini bisa sangat berbahaya, yakni membuat penurunan permukaan tanah," katanya, saat menghadiri kunjungan Komisi V DPR RI di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali.

Jayada mengaku saat ini memang belum terjadi keributan atas peristiwa ini. Karena rumah-rumah di denpasar masih memiliki sumur dengan kualitas air yang sangat bagus. Padahal ini bisa menjadi sangat berbahaya untuk ke depannya.

Ia menambahkan, saat ini wilayah Sanur, Nusa Dua, dan Kuta telah memasuki zona merah terkait penggunaan air tanah. Jika ini terus dibiarkan, maka daerah tersebut bisa mengalani penurunan permukaan air tanah.

"Seperti yang terjadi di Bandung dan Jakarta bahwa penggunaan air tanah berlebihan akan membuat permukaan tanah turun," katanya.

2. Sudah terjadi intrusi air asin

Waduh, Tanah Bali Terancam Turun Jika Gunakan Air Sumur Berlebihanmyvisiticeland.is

Ia menambahkan, saat ini memang belum terjadi penurunan pemukaan tanah di tiga tempat tersebut. Kendati demikian, yang terjadi adalah terjadinya intrusi air laut atau air asin. Yang dimaksud dengan intrusi adalah masuk atau menyusupnya air laut ke dalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah yang terkandung di dalamnya.

"Jika terus berlanjut, juga bisa terjadi lubang di dalam tanah dan akibatnya bisa ambles," ucapnya.

Untuk mengantisipasinya, Jayadi mengungkap kewenangannya berada di Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM). Caranya, dengan melarang pengeboran air tanah berlebihan.

3. Bali butuh bangun banyak bendungan

Waduh, Tanah Bali Terancam Turun Jika Gunakan Air Sumur Berlebihandharmasrayakab.go.id

Baca Juga: Jangan Lewatkan! 10 Fenomena Langit yang Terjadi di Bulan November

Lanjut Jayadi, potensi sumber air bersih di Bali juga sangat minim. Padahal permintaannya terus mengalami peningkatan.

Ia memaparkan, sumber air bersih di Bali mencapai 239 m3 per detik per tahun. Sedangkan untuk kebutuhannya sebesar 103 m3 per detik per tahun. Kendati surplus, namun pada kenyataannya tidak demikian.

Pasalnya, pada saat musim kemarau, Bali memgalami defisit. Sedangkan saat musim hujan mengalami surplus. Keadaan ini dipengaruhi oleh sungai yang dimiliki Bali berukuran kecil, serta danau yang dimiliki belum cukup untuk menampung air hujan.

Keadaan ini diperparah dengan maraknya alih fungsi lahan dan industri pariwisata. Yang mana membuat banyak lahan sawah beralih menjadi vila dan restoran. Padahal, sawah sangat bermanfaat untuk konservasi air tanah.

Sementara itu, saat ini Bali memiliki empat danau alami yang menjadi tumpuan menampung air bersih. Danau tersebut adalah Danau Beratan, Danau Tamblingan, Danau Buyan dan Danau Batur. Total volume air di empat danau tersebut sebesar 877,47 juta meter kubik.

Hanya saja, keempatnya juga memiliki masalah. Yakni erosi, sendimentasi, dan pendangkalan. Hal tersebut menyebabkan air danau cepat meluap saat hujan dan mengering saat kemarau.

Untuk itu, lanjut Jayadi, Bali perlu membangun banyak bendungan untuk menampung air hujan agar tak mengalir deras ke laut. Selain itu, juga perlu dibuatkan embung untuk daerah kering seperti Nusa Penida.

Saat ini Bali sendiri sudah membangun Bendungan Sidan dan Bendungan Tamblang. Keduanya diharapkan memasuki tahap pembangunan fisik pada tahun ini. Ia berharap Bali akan membangun bendungan yang lebih banyak.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya