Bandara di Bali Utara Gunakan Tanah Desa adat Kubutambahan & Sanih
Bandara gak di atas laut, tapi di darat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Pulau Bali bakalan memiliki bandara baru selain Bandara I Gusti Ngurah Rai di Badung. Lokasinya ada di Bali Utara. Ketua Rombongan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Lasarus, mengungkapkan bandar udara di Bali Utara didorong agar segera dibangun, minimal penetapan lokasi (penlok) pada 2019 mendatang.
"Pembangunan Bali ini terlalu terpusat di wilayah Kuta dan sekitarnya. Jadi, Bali Utara harus dibangun Bandara agar tidak ada kesenjangan," kata anggota DPR RI dari fraksi partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.
Baca Juga: Waduh, Tanah Bali Terancam Turun Jika Gunakan Air Sumur Berlebihan
Selain untuk memeratakan pembangunan di Bali Utara dan Selatan, bandara ini dibangun untuk mengantisipasi kepadatan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Saat ini, katanya, kebutuhan bandara di Bali pada lima tahun ke depan ada di kisaran 37,6 juta penumpang pert tahun. Sedangkan kapasitas Bandara Ngurah Rai saat ini hanya sebesar 21 juta penumpang per tahun. Ditambah penambahan fasilitas yang ada, Bandara Ngurah Rai hanya mampu menampung 24 juta penumpang. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan itu, diperlukan bandara baru untuk mencapai targetnya (37,6 juta per tahun).
"Menurut kami pembangunan Bandara di Buleleng harus segera dimulai. 2019 sudah dimulai paling tidak dengan penlok," katanya.
1. Bandara dibangun di Bali Utara untuk memeratakan pembangunan
Baca Juga: Keren Nih, Rumah Sakit di Bali Bakal Buka Praktik Dukun
Koster menambahkan, pembangunan bandara ini nantinya akan menggunakan tanah desa adat Kubutambahan dan Sanih. Totalnya sebanyak 420 hektar, dengan rincian Kubutambahan 370 hektare, dan Sanih 50 hektare.
Selain itu, juga ada tanah milik masyarakat di sekitar lokasi pembangunan. Sehingga, total luas tanah yang dibutuhkan sekitar 600 hektar.
Adapun terkait tanah masyarakat, Koster ingin ada penyertaan modal di proyek Bandara nantinya. "Jangan sampai jual masyarakat," katanya.
Untuk skema dan presentasi penyertaan modalnya, akan ditentukan saat pembangunan nanti.