TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Proses Kremasi 4 Korban Longsor Gianyar Dihadiri Ratusan Pelayat

Sang kakek buyut masih teringat keriangan 3 cicitnya

IDN TImes/Imam Rosidin

Denpasar, IDN Times - Empat korban tanah longsor di Gianyar telah dikremasi di Krematorium Santa Yana Cekomaria, Denpasar, Rabu (12/12) sejak pukul 15.00 Wita. Nampak ratusan pelayat hadir mengiringi kremasi ibu dan tiga anak yang jadi korban longsor ini. Pelayat yang hadir sebagian besar merupakan keluarga korban dan teman-temannya.

Baca Juga: Rumah Longsor di Gianyar, 4 Anggota Keluarga Meninggal Dunia

1. Empat hari berada di kamar jenazah RSUP Sanglah

IDN Times/Sukma Shakti

Proses kremasi korban longsor ini dilakukan empat hari setelah kejadian, Sabtu (8/12) lalu. Sebelumnya keempat jenazah ini ditempatkan di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah.

Proses kremasi sendiri dilakukan sekitar pukul 18.00 Wita. Pertama adalah sang ibu bernama Ni Made Lintang Ayu Widmerti (31) dan anak pertamanya bernama Ni Putu Deta Vania Larasati (6).

Sementara anak kedua dan ketiga, yakni I Made Adin Radita Palguna (3) dan I Nyoman Adli Anggara Palguna (2) dikremasi setelahnya. Dua anak tersebut harus dilakukan prosesi penguburan terlebih dahulu. Alasannya karena gigi kedua balita tersebut belum tanggal atau belum dewasa. Baru setelah dikubur sebentar, keduanya langsung dikremasi.

2. Masih tak bisa melupakan tiga cicitnya

IDN Times/Imam Rosidin

Nyoman Sumiarna, kakek dari sang suami, Made Oktara Dwi Palguna (30), mengaku hingga saat ini belum bisa melupakan keriangan tiga cicitnya. Ia teringat saat ketiganya meminta dibelikan jajan. Bahkan saat ia bermain ke rumahnya, ketiganya langsung memanggil-manggilnya dengan keras.

"Baru parkir saja sudah dipanggil oleh mereka. Setelah kejadian banyak teman-teman yang memasang foto ketiganya dan terus menguatkan," ungkapnya.

3. Abu jenazah dilarung di Sanur

IDN Times/Imam Rosidin

Kata Nyoman Sumiarna, abu keempat jenazah akan dilarung ke Pantai Matahari Terbit, Sanur. Setelah itu, sebagian abunya baru disemayamkan atau dilinggihkan di Singaraja, tepatnya di Banjar Jawa.

4. Sang suami menangis saat tahu keluarganya meninggal

IDN Times/Imam rosidin

Terkait keadaan sang suami, ia mengungkapkan jika keadaannya sudah membaik. Kendati demikian, masih belum bisa diajak komunikasi secara lancar. Apalagi setelah sang suami menjalani operasi intensif di RSUP Sanglah.

"Masih menggunakan alat bantu tulis untuk komunikasi. Kini sudah dipindahkan di ruang Sanjiwani untuk pemulihan," ucapnya.

Setelah dirasa cukup kuat, pihak keluarga langsung memberitahu bahwa istri dan ketiga anaknya telah meninggal dunia. Mendengar kabar tersebut, sang suami langsung menitikkan air mata.

"Memang awalnya masih menangis. Namun perlahan mulai ikhlas dan menerima keadaan ini setelah kami kuatkan. Dokter psikiater yang menangani juga menyarankan untuk diberitahu segera," tuturnya.

Dukungan moral kepada sang suami tak hanya datang dari keluarga. Banyak teman korban baik semasa sekolah dan bekerja datang untuk memberikan dukungan.

"Kamu harus kuat, kamu harus kuat," katanya menirukan ucapan teman Made Okta.

Berita Terkini Lainnya