BEM Se-Bali Pertanyakan Pengoperasian Bus Sarbagita yang Dihentikan
Padahal ramai. Apakah kamu penggunanya?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bali melakukan audiensi dengan Gubernur Bali, I Wayan Koster di ruang Wisma Shaba, Denpasar, Rabu (31/10) siang.
Dalam audiensi tersebut, satu hal yang menjadi sorotan para mahasiswa dari berbagai Universitas di Bali ini adalah kebijakan terkait Bus Sarbagita dan Kereta Api.
Baca Juga: Hari Pertama SKD CPNS Buleleng, Sempat Molor Satu Jam
Dalam audiensi tersebut, seorang mahasiswa mempertanyakan masa depan Bus Sarbagita yang akan dihentikan pengoperasiannya. Apakah nanti Pemprov Bali akan mengeluarkan regulasi baru atau meningkatkan efektivitasnya.
"Mungkin bisa dijelaskan nanti bagaimana masa depan bus ini," kata Kusuma Doni, Rabu (13/10) siang.
Ia mengaku sering menggunakan transportasi Sarbagita. Menurut pengalamannya, pengguna Sarbagita sudah banyak dan tak perlu dihentikan. Ia menyarankan agar regulasi yang dibenahi agar lebih efektif. Menurutnya, solusi kemacetan di Bali adalah mendorong masyarakat untuk mau menggunakan transportasi umum, bukan menambah ruas-ruas jalan.
"Tiap saya naik, sering penumpang tidak mendapatkan tempat," katanya.
Selain itu, ia juga mempertanyakan seberapa pentingkah kereta api dibangun di Bali.
1. Pertanyakan penghentian Sarbagita
Baca Juga: Puluhan Semeton Bali Gelar Aksi Damai Menolak HTI di Renon
Koster mengatakan jika Bali sangat memerlukan kereta api untuk beberapa wilayah tertentu. Saat ini sudah ada kajian dan studi kelayakan. Koster juga menyebutkan jika sudah ada pihak yang berminat untuk membangunnya. Namun, ia mengaku akan mengutamakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terlebih dahulu seperti PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).
"Sudah ada rencana presentasi bahwa Bali akan dijadikan percontohan kereta api listrik untuk rute tertentu," ujarnya.