TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wisata Bali Buka Tahap I, Anak Muda: Mending Matiin Virus Dulu Deh

Wisman masih bingung dengan kebijakan yang ada

Pantai Berawa (IDN Times/Ayu Afria)

Badung, IDN Times – Sejak penerapan new normal Tahap I, beberapa lokasi destinasi wisata di Kabupaten Badung ramai dikunjungi masyarakat dan sejumlah wisatawan mancanegara yang masih berada di Bali. Pantauan IDN Times, destinasi yang banyak dikunjungi adalah pantai, di antaranya Pantai Melasti, Pantai Kuta, Pantai Doble Six, Pantai Batu Belig, Pantai Berawa, dan beberapa pantai lainnya.

Bagaimana anak-anak muda Bali merespons kebijakan pemerintah ini? Berikut hasil wawancara IDN Times dengan masyarakat dan wisatawan yang masih berada di Bali.

1. Mahasiswa STIKOM Bali: diam di rumah tapi sehari mandi empat kali

Ilustrasi kuliah dari rumah. IDN Times/Arief Rahmat

Seorang mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali semester 3, Nyoman Yogi alias Ogik (23) mengatakan bahwa dirinya tidak terlalu tertarik untuk beraktivitas di luar rumah. Selain karena kasus COVID-19 di Kota Denpasar masih terbilang tinggi, kesehariannya juga telah disibukkan dengan kelas online.

“Selama new normal nggak keluar. Sibuk kelas. Paling banter ke lapangan sore atau pagi, olahraga seminggu dua kali,” terangnya.

Ia mengaku akhir-akhir ini menjalankan protokol kesehatan COVID-19 lebih ketat dari sebelumnya. Dalam sehari ia bahkan mandi sampai empat kali, selalu memakai masker, dan rutin mencuci tangan.

Terkait kebijakan Tahap I ini, Ogik menilai justru berdampak kurang bagus untuk kesehatan masyarakat. Pemerintah tidak seharusnya terburu-buru menerapkan kebijakan ini.

“Biasa saja, sama saja. New normal ini kurang bagus untuk kesehatan. Kalau untuk perekonomian bagus. Menurutku lebih baik seperti dulu lagi dah. Mending kita matiin virusnya dulu baru gini,” terangnya.

Baca Juga: Bali Deportasi 48 WNA Selama Pandemik

2. Pekerja swasta: dilema tapi suka ke pantai

Instagram

Seorang warga Kelurahan Legian Kecamatan Kuta, Ni Kadek Novi Febriani (26) yang merupakan pekerja swasta mengaku dilema menghadapi kondisi saat ini. Menurutnya Pulau Bali masih rentan sebab dikelilingi oleh wilayah yang kasus COVID-19nya tinggi. Namun begitu, ia tetap beraktivitas sebagaimana sebelumnya, termasuk berlibur ke pantai.

“Sebuah dilema ya karena kasusnya masih melonjak terus. Kita juga dikelilingin daerah yang kasus banyak. Menjadi dilema jika (orang luar Bali) diizinkan masuk hanya dengan rapid test. Rapid test kan tidak bisa menjamin. Banyak kejadian tanpa gejala. Di lain sisi roda perekonomian harus berputar,” terangnya.

Ia mengaku ada tempat yang saat ini tidak berani dikunjungi yakni pasar. Alasannya karena di wilayah Denpasar sendiri kluster pasar telah muncul sehingga menimbulkan kekhawatiran tersendiri.

Baca Juga: WNA di Bali Tak Perlu Perpanjang Izin Tinggal Meski Habis Masa Berlaku

3. Turis asing: pantai seperti antiseptik

Pantai Batu Belig (IDN Times/Ayu Afria)

Seorang warga negara Rusia bernama Irina yang ditemui IDN Times di Pantai Batu Belig mengungkapkan bahwa dengan keberadaan turis-turis asing di Bali saat itu juga membantu perekonomian warga Bali. Namun dengan adanya kebijakan–kebijakan baru terkadang membuat mereka bingung dengan apa yang harus dilakukan.

Sesaat setelah pemerintah melonggarkan dan membuka beberapa destinasi wisata di Bali, Irina mengaku selalu pergi ke pantai. Aktivitas ini dinilainya lebih bermanfaat daripada harus pergi ke mall atau lokasi lain.

I think that they open the ocean, the beaches is very nice. Because it’s fresh air. It’s like antiseptic. Salt water and the fresh air. Is like antiseptic, like immunition. Because people can walking, running, and may be like swimming. Activity on fresh air. It’s the best. (Saya pikir kalau mereka membuka lautan, pantainya sangat bagus. Karena udaranya segar. Ini seperti antiseptik. Air asin dan udara segar. Seperti antiseptik, seperti imunisasi karena orang bisa berjalan, berlari, dan mungkin berenang. Aktivitas di udara segar. Itu yang terbaik),” ungkapnya.

Baca Juga: WNA Rusia Dua Bulan Tidur Beratapkan Langit di Bandara Ngurah Rai Bali

4. Pelajar SMA: mulai surfing sendiri di Pantai Kuta

Salah satu pelaku pariwisata di Pantai Kuta sudah mulai beraktivitas (IDN Times/Ayu Afria)

Seorang remaja asal Kabupaten Karangasem Rian Bachtiar Arisputra (17) mengaku bersiap-siap kembali untuk aktivitas kesehariannya mengajari orang bermain surfing di beberapa pantai di Bali. Selain masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), ia juga bekerja sampingan sebagai guru surfing. Karena saat ini belum ada kunjungan wisatawan asing, maka Rian menyibukkan diri bermain surfing sendirian.

“Setelah ini, biasanya kesibukan di Pantai Kuta. Seluruh pantai yang aktivitasnya selancar semua. Bisa bawa tamu surftrip. Pingin ke pantai mana, saya bawa ke Nusa Dua, Padang Padang, sampai Lovina. Selancar memang saya gurunya, saya yang handle. Kalau travel-nya ada temannya saya. Seluruh Bali itu saya bisa bawa itu. Senanglah,” ucapnya.

Berita Terkini Lainnya