Tolak Terminal LNG, Desa Adat Intaran Sanur Mohon Kekuatan Lautan
Warga berharap para pemimpin dibukakan pikirannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times – Sebagai lanjutan gerakan Desa Adat Intaran Sanur, Denpasar dalam menolak Terminal LNG di Kawasan Mangrove, seluruh masyarakat adat melakukan persembahyangan bertepatan Hari Tilem Sasih Sada Anggara Kasih, pada Selasa (28/6/2022), pukul 16.00 Wita, di Pantai Mertasari Intaran Sanur, Denpasar.
Persembahyangan ini disebut untuk memohon restu pada lautan atau segara agar diberikan kekuatan dalam menolak Proyek Pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove.
Baca Juga: KPK Soroti Proyek Galian C di Bali: Bicara Uang Besar Ini
1. Nunas Ica, doakan pemimpin sadar risiko ketika ngeyel pembangunan Terminal LNG di lokasi mangrove
Jro Bendesa Adat Intaran, AA Alit Kencana, saat ditemui sebelum persembahyangan, menyampaikan bahwa masyarakat Adat Intaran Sanur telah menempuh jalur sekala dengan mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali hingga pemasangan baliho di beberapa lokasi.
Kemudian pada Selasa (28/6/2022), mereka kembali menempuh jalur niskala segara kertih yang dipuput oleh Ida Pedanda Mas Bluangan Griya Delod Pasar. Harapannya, agar para pemimpin-pemimpin memahami akibat yang akan terjadi jika tetap ngeyel pembangunan Terminal LNG dilakukan di kawasan mangrove. Selain berpotensi terjadi kerusakan mangrove, juga dapat merusak 5 hektare terumbu karang, serta menghancurkan barrier penghalang ombak dan tsunami di Pantai Mertasari tersebut.
“Selain sekala, kami juga melakukan kegiatan niskala yaitu Nunas Ica ya kepada Ida Bhatara, khususnya yang di segara ini berkaitan dengan segara kertih. Artinya karena ada rencana pembangunan terminal di laut juga.
Nah, inilah kami memohon kepada beliau untuk diberikan jalan, diberikan pikiran yang jernih kepada pemimpin-pemimpin untuk melihat apa yang akan mereka lakukan dan apa akibat yang akan terjadi,” ungkapnya.