TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masa Pandemik, Suastini Koster Imbau Pasangan di Bali Tunda Kehamilan

Risikonya akan lebih tinggi

Putri Suastini Koster mengimbau agar menunda kehamilan (Dok.IDN Times/Humas Pemprov Bali)

Denpasar, IDN Times – Kehamilan di masa pandemik ini rupanya sangat berisiko terhadap ibu hamil maupun calon bayinya. Mengingat ibu hamil memiliki imunitas yang rendah sehingga rentan penularan COVID-19.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster mengatakan bahwa kehamilan memang merupakan hak setiap orang, apalagi untuk pasangan pengantin baru. Namun disarankan agar sebisa mungkin menunda kehamilan saat pandemik ini. Hal itu diungkapkan dalam Dialog Khusus yang diselenggarakan Studio Pro-1 RRI Denpasar, Senin (6/7/2020) siang.

1. Imunitas ibu hamil lebih lemah

instagram.com/sashapieterse

Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengimbau masyarakat untuk menunda kehamilan bagi pasangan usia subur di masa pandemik. Menurut Putri Suastini Koster para ibu yang sedang hamil memiliki kecenderungan imunitas yang lebih lemah dibandingkan dengan wanita yang tidak dalam keadaan hamil.

Sementara virus corona menyerang manusia yang memiliki imunitas lemah atau yang mengalami penurunan imunitas. Karenanya disarankan agar saat ini para ibu muda ataupun yang sudah lama berkeluarga dapat menunda kehamilan.

“Untuk itu, terhadap poin perencanaan sehat tadi, saya harapkan TP PKK yang ada di seluruh kabupaten/kota sampai ke pelosok desa, dapat menyebarluaskan informasi terkait risiko kehamilan di masa pandemik, tidak dengan informasi menakut-nakuti, namun dengan informasi yang edukatif,” ujarnya pada Senin (6/7).

2. Jika sudah terlanjur hamil harus waspada

www.parenting.firstcry.com

Apabila sudah terlanjur mengalami kehamilan di masa pandemik ini, maka ibu hamil harus waspada dan memperketat protokol kesehatan. Disarankan agar mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang agar dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga terhindar dari COVID-19.

"Walaupun sedikit ribet dengan menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat dari orang lain, tidak apa-apa. Itu semua demi kesehatan ibu dan bayi yang ada dalam kandungan," sarannya.

Ia meminta agar petugas medis yang ada di lapangan tetap memperhatikan para ibu hamil sehingga mendapatkan pelayanan yang terbaik dan aman dalam melahirkan.

Baca Juga: RSUP Sanglah Rawat 4 Ibu Hamil Positif COVID-19, Bayi Lahir Sehat

3. Angka kehamilan di Bali mencapai 18.400

pexels.com/freestocks.org

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Agus Putro Proklamasi menyampaikan bahwa saat ini jumlah pasangan subur yang ada di Bali terbilang sangat tinggi. Terlebih beberapa bulan sebelumnya banyak pasangan yang menikah.

Tercatat sekitar 400 ribu pasangan baru yang ada di Bali, dan sebanyak 18.400 yang mengalami kehamilan. Tinggi angka kehamilan ini juga dipicu diberlakukannya work from home (WFH).

"Saya khawatir dengan angka ini pada bulan September - Desember akan terjadi baby boom atau peningkatan jumlah kelahiran bayi," tuturnya.

Berita Terkini Lainnya