Mengenal Dewata Corona Community, Merawat Mobil Seperti Merawat Istri
Harus benar-benar setia ya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times – Bergaul dalam sebuah komunitas memang memiliki kesan tersendiri. Selain membuat kita menjadi semakin percaya diri bersosialisasi, juga menambah persaudaraan. Salah satunya adalah Dewata Corona Community (DCC) di wilayah Bali.
IDN Times datang ke tempat berkumpulnya komunitas ini yakni di salah satu bengkel dinamo di Kecamatan Denpasar Timur, pada Jumat (2/4/2021). Sesampainya di sana, pukul 14.30 Wita, para anggota komunitas ini sudah berkumpul dengan membawa mobil tuanya masing-masing. Setiap mobil Toyota Corona ini memiliki kekhasan tersendiri. Ada yang sudah dipercantik, namun ada pula yang masih mempertahankan keasliannya.
Laki-laki asal Kabupaten Buleleng yang dituakan di komunitas ini, sekaligus merupakan Ketua Regional Corona Indonesia Club (CIC) Bali dan Nusra, Ketut Budiasa (42) menceritakan awalnya DCC ini dibentuk oleh beberapa orang saja. Mulanya komunitas ini bernama Pesemetonan Corona Bali, tapi pada 2014 telah diubah. Saat ini diperkirakan ada sebanyak 26 anggota yang aktif dalam DCC.
“Kami kebetulan masih masuk di bawah bendera Corona Indonesia Club. Kalau di CIC, kami masuk chapter Bali. Secara di Bali kami namanya Dewata Corona Community. Kami ada dua bendera sih sebenarnya. Sekitar 2016 itu di bawah bendera CIC,” ucapnya.
Dalam mengelola komunitas ini, mereka membuat grup di media sosial, baik WhatsApp maupun facebook. Selain itu, ada pula agenda rutin kopi darat. Hanya saja selama pandemik ini kegiatan kopi darat tersebut ditiadakan.
Baca Juga: Rela Rogoh Ratusan Juta Demi Koleksi Mobil Pasukan Pengaman Presiden
Baca Juga: Satu-satunya Corona Diesel di Bali, Warisan Kesayangan Sang Suami
1. Mengapa para anggota DCC suka dengan Corona?
Ketut Budiasa mengungkapkan beberapa alasan yang membuatnya sangat suka dengan Corona. Pertama, karena engine atau mesinnya memiliki perfoma cukup tinggi yakni rata-rata di atas 2000 cc. Selain itu, karena tarikan mobil merek ini dianggap lebih mantap dan lebih klasik dibandingkan dengan tipe Toyota yang lainnya.
“Karena gini, rata-rata kalau orang punya mobil antik itu, kalau sudah memelihara pasti mikir untuk menjual. Untuk pindah ke lain hati tuh mikir. Karena sudah kita dandani terlalu lama dan juga ada istilah kita di Corona wani perih. Berani luka kalau bahasa Indonesia, namanya mobil tua pasti pendanaannya,” ungkapnya.
Tahun produksi kendaraan di komunitas ini rata-rata mobil keluaran 1978, 1979, 1981, 1982, 1991, dan 1996. Para pencinta mobil tua ini memang kerap mengalami persoalan onderdil, terutama bagi pemain-pemain baru. Komunitaslah yang mewadahi mereka untuk saling bertukar informasi, di mana mereka bisa mendapatkan onderdil hingga mendapatkan solusi atas permasalahan yang dialami.
“Nah, kebetulan kami di komunitas satu-satunya punya sedan Corona Diesel. Dan itu masterpiece-nya kita tuh di seluruh komunitas sedan. Karena jarang ada sedan diesel,”jelasnya.