TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Petugas Pintu Masuk Bali Mengeluh Lelah Psikologis Maupun Biologis

Ada juga yang mengaku calo rapid test

Situasi penyeberangan di Pelabuhan Gilimanuk pada Jumat (22/5) menjelang lebaran (Dok.IDN Times/istimewa)

Jembrana, IDN Times – Aparat atau petugas di pintu masuk Bali mengaku banyak menghadapi kendala terkait penerapan aturan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) yang mengharuskan rapid test sebelum masuk ke Bali. Berbagai keluahan di antaranya protes dari sopir atau awak kendaraan pembawa logistik ke Bali yang tetap harus dihadapi dengan cara manusiawi hingga kekroditan di jam-jam istirahat petugas.

Menyikapi hal tersebut, Kepala Satpol PP Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Darmadi mengungkapkan bahwa pihaknya telah bersinergi dengan unsur pecalang dan relawan dalam melaksanakan pemantauan penumpang yang menuju Bali di Terminal Sri Tanjung, Banyuwangi.

"Regulasinya mengharuskan PPDN yang masuk ke Bali melalui pelabuhan harus mengantongi hasil rapid test negatif," ungkapnya Senin (22/6).

1. Saat jam istirahat malah jadi puncak kekroditan

Suasana Pelabuan Ketapang, Banyuwangi. IDN Times/Mohamad Ulil Albab)

Menurut penuturan Darmadi, di jam-jam tertentu yaitu sekitar pukul 02.00 – 06.00 waktu setempat, puncak kekroditan malah terjadi. Memang pada jam-jam tersebut umumnya mengharuskan para petugas beristirahat. Namun dikarenakan jumlah pelaku perjalanan sangat banyak, sehingga menuntut para petugas untuk tetap melayani mereka.

Kondisi tersebut ditambah lagi dengan para petugas harus melayani keluhan para pelaku perjalanan yang merasa belum puas dengan pelayanan atau lelah mengantre lama. “Di sinilah kondisi yang benar-benar menguras energi. Benar-benar melelahkan secara psikologis maupun biologis” imbuhnya.

Baca Juga: Bali Hentikan Layanan Gratis Rapid Test di Gilimanuk, Para Sopir Mogok

2. Petugas dihadapkan dengan masalah percaloan rapid rest

Ilustrasi hasil pemeriksaan rapid tes (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Pihaknya berharap PPDN mengerti kondisi ini, dikarenakan jumlah petugas yang melaksanakan pengecekan rapid test terbatas. Selain permasalahan di atas, ada oknum-oknum tidak bertanggung jawab di cek poin Terminal Sri Tanjung yang juga memanfaatkan kondisi ini.

“Ada yang mengaku calo rapid test kepada mereka, sehingga menimbulkan kekisruhan baru,” katanya.

Darmadi justru sangat bersyukur dan mengapresiasi jika memang cek point rapid test nantinya dipindah ke Gilimanuk. Apalagi persyaratan rapid test untuk masuk Bali bisa dilakukan secara mandiri oleh para pelaku perjalanan di tempat asalnya.

Berita Terkini Lainnya