TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sepak Bola dan Sekolah Jadi Pemicu Lonjakan Kasus Omicron di Bali

Jaga imunitas ya buat teman-teman di Bali

ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Denpasar, IDN Times – Kenaikan kasus harian COVID-19 di Provinsi Bali kini melebihi kasus harian tertinggi Varian Delta tahun 2021 lalu. Tercatat sejak 16 Januari 2022, terjadi peningkatan kasus harian sebanyak 14 kasus. Lalu pada 26 Januari 2022 meningkat menjadi 139 kasus. Pada 3 Februari 2022 sudah mencapai 1.501 kasus.

Kasus terkonfirmasi positif harian per 5 Februari 2022 sebanyak 2.038 kasus. Lalu bagaimana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menyikapi hal ini?

Baca Juga: Fakta Baru Penelusuran Kasus Omicron di Bali, Jadwal Check-in Berbeda 

1. Peningkatan kasus di Bali diakui karena Omicron

Pesepak bola Persebaya Surabaya Bruno Moreira Soares (kanan) berebut bola dengan pesepak bola PSIS Semarang Taufik Hidayat (kiri) saat pertandingan Liga 1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu (2/2/2022). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Wakil Gubernur Bali, Prof Dr Ir Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati MSi, mengakui peningkatan kasus harian COVID-19 di Provinsi bali terjadi karena varian Omicron. Ia menyebutkan, varian ini memiliki karakter penyebaran yang begitu cepat dengan masa fatalitasnya tidak terlalu tinggi.

“Walaupun demikian kita nggak usah paniklah. Kasus Omicron. Omicron,” terangnya, pada Senin (7/2/2022).

Penyebab lonjakannya berasal dari klaster sekolah dan pemain sepak bola, yang kemudian terjadi penularan lokal. Namun catatan secara spesifik penularan Omicron ini diungkapkan tidak ada.

“Secara spesifik tidak ada. Cuman laporan hariannya kan kemarin sudah turun. Kemarin 1900 dan hari sebelumnya 2000 lebih,” jelasnya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Bali Melonjak, Plt Kadinkes Sebut karena Wisdom   

2. Kasus meningkat, Koster klaim, ketersediaan tempat tidur rumah sakit memadai

Gubernur Bali, I Wayan Koster. (IDN Times/Rehuel ​Willy Aditama)

Gubernur Bali, I Wayan Koster, melalui rilis tertulisnya menjabarkan tambahan harian kasus aktif pada 6 Februari 2022 sebanyak 1.918 orang, sembuh 196 orang, dan meninggal dunia sebanyak 7 orang. Sehingga total kasus aktif sebanyak 9.887 kasus, masing-masing terdiri dari 954 kasus (9,65 persen) dirawat di rumah sakit, 1.551 kasus (15,69 persen) menjalani isolasi terpusat, dan 7.382 kasus (74,66 persen) menjalani isolasi mandiri. Sedangkan jumlah kesembuhan secara kumulatif mencapai 88,84 persen.

Angka ini jauh di bawah jumlah kasus baru harian, yang mengakibatkan beban perawatan di rumah sakit dan isolasi terpusat. Meskipun begitu, Koster mengatakan kenaikan kasus ini telah dikelola dengan baik oleh Satuan Tugas (Satgas) COVID-19.

“Sampai saat ini penanganan kasus COVID-19 dapat dikelola dengan baik, ketersediaan dalam jumlah yang memadai tempat tidur di rumah sakit, tempat tidur di isolasi terpusat, ketersediaan obat-obatan dan oksigen yang memadai. Serta kesiapan tenaga kesehatan baik di rumah sakit maupun di isolasi terpusat,” terangnya, Minggu (6/2/2022) lalu.

3. Pasien yang menjalani isolasi mandiri akan dipindah ke isolasi terpusat

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Pemprov Bali, Pemerintah Kabupaten/Kota bersama Kodam IX/Udayana, dan Polda Bali beserta jajaran melakukan upaya pemindahan pasien dari isolasi mandiri ke isolasi terpusat.

Pihaknya juga menyiapkan fasilitas isolasi terpusat untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan tempat tidur di rumah sakit, obat-obatan, oksigen, dan tenaga kesehatan (Nakes). Termasuk juga menyiapkan fasilitas hotel untuk tenaga kesehatan yang melayani pasien COVID-19 di rumah sakit, puskesmas, dan isolasi terpusat.

Sebagaimana diketahui, Pemprov Bali menyediakan 90 tempat isolasi terpusat yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota, dengan kapasitas 2.110 tempat tidur. Per Minggu (6/2/2022), telah terisi 1.551 tempat tidur dan tersisa 559 tempat tidur.

Berita Terkini Lainnya