5 Kemungkinan Penyebab Hasil Rapid Test Napi Lapas Kerobokan Reaktif
Total ada 627 napi yang reaktif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Banyaknya 627 narapidana (napi) Lapas Klas II A Kerobokan yang hasil rapid test-nya reaktif, mendapatkan komentar dari Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Provinsi Bali, Suprapto. Ia menyebutkan ada lima potensi yang diduga menjadi penyebab hasil tes tersebut reaktif.
"Ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan terkait dengan kegiatan antisipasi penyebaran COVID-19. Jadi kami dari jajaran pemasyarakatan antaranya dengan Bapak Kalapas dan Ibu Kalapas Perempuan telah melakukan upaya. Yaitu untuk mendeteksi dini terkait dengan penyebaran tersebut. Sehingga kita melakukan kerja sama dengan dinas kesehatan yaitu melakukan rapid test," jelasnya, Kamis (22/10/2020).
Pihaknya menyebutkan, dari 1294 napi yang ada di Lapas Kerobokan, 627 orang di antaranya dinyatakan reaktif. Kemudian dari 164 napi di Lapas Perempuan, yang hasilnya reaktif sebanyak 58 orang.
Pihaknya mengklaim banyaknya jumlah reaktif tersebut karena beberapa hal, yang diduga menjadi penyebab di antaranya:
Baca Juga: Dekan FEB Unud: Bali Tidak Bisa Melawan Musuh yang Tidak Pasti
Baca Juga: Kisah Mantan Pasien COVID-19 di Bali, Sempat Stres dan Susah Makan
1. Asupan nutrisi kurang, WBP tidak suka makan buah-buahan
Suprapto yang didampingi oleh Humas Kanwil Kemekumham Bali, I Putu Surya Dharma, mengungkapkan kemungkinan pertama adalah asupan nutrisinya kurang. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) jarang menyukai buah-buahan. Mereka lebih suka makanan instan.
"Ya mereka tuh rata-rata warga binaan ya. Jarang sekali mengonsumsi kalau diberikan buah-buahan juga banyak yang suka nggak dimakan. Karena nutrisi itu lebih banyak bersumber dari buah-buahan, roti gandum dan sebagainya," jelas Suprapto.
Pihak Lapas dan Rutan lalu akan memberikan vitamin dosis tinggi. Yaitu vitamin B kompleks dan vitamin C dengan perbandingan satu kali satu. Mereka akan diberikan selama 4-7 hari berturut-turut.
“Paling tidak imunnya bisa dibantu untuk ditingkatkan. Kami sudah mempersiapkan dan sudah dibagikan. Kami akan memberikan vitamin dosis tinggi,” katanya.
Baca Juga: 2 Napi Lapas Kerobokan Bali Positif COVID-19, Ratusan Orang Reaktif