TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kamar Hotel di Nusa Dua Sudah Dibooking Hingga Desember

Siapkah Badung reopening pariwisata bali?

Sekretaris Daerah Kab. Badung mengunjungi Water Blow Nusa Dua (IDN Times/Ayu Afria)

Badung, IDN Times – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung tengah mempersiapkan diri untuk membuka pariwisata Bali, alias reopening pariwisata Bali. Meski belum ada kepastian kapan itu terjadi, namun sikap ini ditunjukkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa, yang mulai melakukan kunjungan ke beberapa lokasi. Mulai dari Daerah Tujuan Wisata (DTW), hotel, maupun kalangan industri di wilayah Badung, pada Jumat (5/6).

Dalam kesempatan itu, Adi Arnawa yang ditemui di kawasan ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) Nusa Dua setelah rapat terbatas, menyampaikan kunjungan ke ITDC sebagai kawasan episentrum pariwisata Bali ini untuk melakukan pengecekan kesiapan dalam menyambut new normal (Normal baru).

“Ya mudah-mudahan apa yang dilakukan ITDC ini terus berlanjut. Saya lihat dari laporan Pak Direktur (ITDC) juga, bahwa akan ada turunan daripada regulasi yang dibuat berupa SOP (Standar Operasional Prosedur) yang nanti dilaksanakan di masing-masing hotel,” ungkapnya.

Baca Juga: Bali Tidak Mau Normal Baru, Koster: Pemda yang Paling Tahu Lapangan

Baca Juga: Biar Tak Stres, Dua Pantai di Bali Dibuka Khusus Turis Asing

1. Pemkab Badung mengecek kesiapan ITDC, GWK , Pantai Pandawa, Pantai Uluwatu, dan salah satu mal di Jalan Pantai Kuta

Sekretaris Daerah Kab. Badung mengunjungi Peninsula Nusa Dua (IDN Times/Ayu Afria)

Terkait kapan reopening pariwisata Bali itu dilakukan, Adi mengaku tidak memiliki wewenang untuk menjelaskannya. Namun Kabupaten Badung mendukung kesiapan menyambut normal baru ini. Baginya, satu hal yang paling penting adalah memastikan kesiapan normal baru ini terlebih dahulu.

“Buktinya hari ini kami hadir kan. Untuk men-support. Secara moral kami men-support. Sekaligus memantau, memonitoring kesiapan kami. Jangan sampai apa yang menjadi kebijakan Pemerintah Pusat dan yang akan dijalankan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten atau Kota juga. Mudah-mudahan kita siap, terutama dari industri pariwisata itu,” terangnya.

Adi menilai, kesiapan ITDC secara parsial berada di angka 80 persen. Akan tetapi tidak serta merta hanya kesiapan ITDC saja. Pemkab Badung juga memastikan kesiapan DTW lainnya. Seperti GWK (Garuda Wisnu Kencana), Pantai Pandawa, Pantai Uluwatu, dan salah satu mal di Jalan Pantai Kuta.

Sementara itu kaitannya dengan dua pantai yang dilonggarkan untuk surfer Warga Negara Asing (WNA), pihaknya menjelaskan hal itu hanya miss komunikasi saja antara Kabupaten dengan Provinsi.

“Makanya kami akan luruskan. Hari ini akan kami cek. Mungkin ada Satpol PP atau Dinas Pariwisata akan kami minta koordinasi kembali,” ucapnya.

Sementara itu terkait surat edaran penutupan lokasi wisata yang sudah diperpanjang tiga kali, di mana telah berakhir pada tanggal 29 Mei 2020 lalu, Pemkab Badung mengaku masih berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi.

Baca Juga: Tidak Ada Pertunjukan Tarian Jika Bali Terapkan Normal Baru

2. Pihak ITDC menyatakan dunia industri menyiapkan lebih awal sebelum pemerintah pusat memutuskan untuk membuka pariwisata

Managing Director ITDC, IGN Ardita. (IDN Times/Ayu Afria)

Managing Director ITDC Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita, saat diwawancara menyatakan bahwa kondisi saat ini memang masih dilakukan penanganan dari aspek kesehatan. Namun dunia industri harus sudah melakukan langkah persiapan. Artinya, jika nantinya Pemerintah Pusat sudah menyatakan dibuka dan kesiapan baru dilakukan pihak industri, tentu akan terlambat.

“Satu yang paling penting adalah kami menyiapkan SOP. Kami mengacu kepada standar atau protokol yang ditetapkan oleh pemerintah dari aspek kesehatan COVID-19. Jadi Pemerintah Provinsi akan menerbitkan standar protokolnya. Kemudian standar protokol inilah yang menjadi acuan kita semua di industri,” jelas Ardita.

Beberapa implementasi dalam hal ini yang mengacu pada protokol kesehatan COVID-19, di antaranya standart room yang bisa dijual oleh hotel kawasan ITDC, pengaturan jarak, pembatasan kapasitas di restoran, dan lainnya. Sehingga kondisi ini akan tercipta quality tourism.

Berita Terkini Lainnya