Beban Tugas Berat, Bali Kehilangan 11 Nakes Dokter Selama Pandemik
Saat ini 65 nakes tengah isolasi dan dalam perawatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times – Angka kematian tenaga kesehatan dokter di Bali selama pandemik COVID-19 disebut cukup tinggi. Kondisi tersebut disampaikan dalam acara daring bertema Update Data Nakes dan Situasi COVID-19 Nasional, Bali, Lombok oleh Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama IDI Wilayah Bali dan NTB, Rabu (4/8/2021), pukul 15.00 Wita.
Tenaga kesehatan yang meninggal sebagian besar adalah dokter umum. Apa penyebab terbesar kematian mereka? Berikut penjelasannya.
Baca Juga: Pemkot Denpasar Sebut Genjot Sembako, Warga yang Isoman: Blas Kosong
1. Sebanyak 640 dokter di Indonesia meninggal dunia
Ketua Pelaksana Harian Mitigasi Pengurus Besar IDI, dokter Mahesa Paranadipa, menyampaikan bahwa per 3 Agustus 2021, angka kematian dokter di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 640 jiwa. Jumlah tersebut didominasi oleh dokter laki-laki yakni sebanyak 84 persen dan perempuan sebanyak 16 persen.
“Pada pertemuan sebelumnya, kami semua turunkan di angka 598 dokter yang gugur. Per 3 Agustus, angka kami update dengan penjumlahan angka yang masih cukup tinggi, 640 jiwa dokter sejawat yang telah gugur,” jelasnya.
Menurutnya, per 3 Agustus 2021, memang terjadi penurunan drastis angka kematian dokter dibandingkan dua bulan sebelumnya. Pada Juni 2021, sebanyak 52 dokter yang gugur. Bulan Juli 2021, mencapai rekor tertinggi kematian dokter yakni di angka 199 jiwa. Sementara per 3 Agustus 2021, sebanyak 7 orang dokter dilaporkan gugur.
“Walaupun terjadi penurunan, namun tetap kami dari Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia perlu memantau kondisi teman-teman sejawat dokter di beberapa wilayah yang dilaporkan. Saat ini masih terkofirmasi ada yang isoman bahkan dirawat,” ungkapnya.