Pemkot Denpasar Sebut Genjot Sembako, Warga yang Isoman: Blas Kosong 

Bagaimana dengan semeton yang lain?

Denpasar, IDN Times – Masyarakat Kota Denpasar yang sedang menjalani Isolasi Mandiri (Isoman) mendapatkan bantuan sembako dari Dinas Sosial. Penyaluran ini dilakukan setiap hari dan diverifikasi oleh kecamatan.

Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, sebanyak lebih dari 3.000 paket telah disalurkan kepada warga yang isoman. Apakah betul semua warga yang melakukan isoman sudah tersentuh dan menerima bantuan ini? Berikut fakta-faktanya.

Baca Juga: [Part I] Kisah Mantan Napi Narkoba di Bali, Terbayang Tangisan Anak

1. Bantuan disalurkan setiap hari sesuai dengan kebutuhan desa atau kelurahan

Pemkot Denpasar Sebut Genjot Sembako, Warga yang Isoman: Blas Kosong Penyaluran bantuan sembako bagi masyarakat yang menjalani isolasi mandiri bekerjasama dengan kecamatan, desa dan kelurahan di Kantor Dinas Sosial (Dok.IDN Times/Humas Pemkot Denpasar)

Plt. Kadis Sosial Kota Denpasar, I Nyoman Artayasa, saat dikonfirmasi pada Jumat (30/7/2021) menjelaskan, program bantuan sembako bagi masyarakat yang melaksanakan isoman di Kota Denpasar, dilaksanakan untuk menekan mobilitas masyarakat. Harapannya, masyarakat yang dinyatakan positif COVID-19 dan melaksanakan isoman, tidak perlu melaksanakan aktivitas di luar rumah.

“Jadi bantuan ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat selama isoman, sehingga mampu menekan mobilitas dan masyarakat fokus menjalani isoman,” ungkapnya.

Selain bantuan berupa sembako, Pemerintah Kota Denpasar juga membantu konsumsi berupa snack dan nasi 2 kali dalam sehari. Bantuan ini disalurkan setiap hari sesuai dengan kebutuhan desa atau kelurahan. Data warga yang isoman diterima dari desa atau kelurahan. 

“Tergantung kasusnya. Rata di awal paling 200. Paling banyak 400 per hari. Kalau yang isoman, kami beri yang KTP Denpasar maupun yang luar Denpasar,” ungkapnya.

Adapun dalam sembako yang diberikan, berisi beras C4 lokal kemasan 5 kg, mie instan, minyak goreng kemasan 1 liter, sarden ikan kemasan 425 gram, susu bubuk kemasan 400 gram, gula pasir kemasan 1 kilogram, sabun mandi kemasan 75 gram, madurasa kemasan 150 gram, dan tas kain.  

2. Diperkirakan sekitar 1.000-an masyarakat Denpasar menjalani isolasi mandiri

Pemkot Denpasar Sebut Genjot Sembako, Warga yang Isoman: Blas Kosong ilustrasi warga yang isolasi mandiri (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, menyampaikan bahwa hingga Kamis (29/7/2021), diperkirakan sebanyak 1.000 orang masyarakat Kota Denpasar sedang melakukan isolasi mandiri. Jumlah ini terdiri dari mereka yang ber-KTP Denpasar dan luar Bali.

Angka kasus hingga saat ini, ia sebutkan, kasus sembuh COVID-19 di Kota Denpasar secara konsiten terus bertambah. Berdasarkan data resmi pada Kamis (29/7/2021), kasus sembuh bertambah sebanyak 201 orang. Sedangkan penambahan kasus positif tercatat sebanyak 325 orang dan kasus meninggal dunia bertambah 3 orang.

Berdasarkan data, secara kumulatif kasus positif tercatat 24.670 kasus. Angka kesembuhan pasien COVID-19 di Kota Denpasar mencapai angka 19.153 orang  (77,64  persen), meninggal dunia sebanyak 489 orang (1,98 persen), dan kasus aktif yang masih dalam perawatan sebanyak  4.028 orang (20,38 persen).

3. Ada warga Denpasar yang tidak mendapat sembako saat isoman

Pemkot Denpasar Sebut Genjot Sembako, Warga yang Isoman: Blas Kosong Ilustrasi isolasi mandiri di rumah (ANTARA FOTO/Seno)

IDN Times kemudian mengonfirmasi salah satu warga di Kecamatan Denpasar Utara yang sempat melakukan isolasi mandiri pada tanggal 8 hingga 21 Juli 2021. Perempuan muda berinisial SI (24) tersebut bersama dengan 3 orang adiknya sempat isoman selama 14 hari setelah kontak dengan ayahnya yang terkonfirmasi COVID-19. Ia sudah melaporkan hal tersebut dan diminta Test Swab Antigen ke Satgas COVID-19 Denpasar. Hanya saja ternyata bantuan yang digembar-gemborkan tersebut tidak pernah sampai di tangannya. Padahal ia sudah tidak bekerja selama 11 hari dan harus bertanggung jawab mengurus tiga adiknya. 

“Dan harusnya setelah dia tahu aku isolasi mandiri, harusnya datang bantuan juga pada saat itu. Ini nggak. Blas kosong (tidak menerima bantuan),” ungkapnya.

Pihaknya mengungkapkan bahwa bantuan makanan pun sama sekali tidak ia dapatkan, bahkan dari banjar sekalipun.

“Makanan, vitamin itu aku dapat dari saudaraku yang nge-gojek-in. Atau nggak, dari teman-teman yang emang care banget, datang ke rumah nyantelin makanan. Jadi aku obat-obatan suplai sendiri. Yang katanya isoman dapat obat gratis, aku nggak dapat,” jelasnya.

4. Dapur umum gotong-royong kembali diaktifkan

Pemkot Denpasar Sebut Genjot Sembako, Warga yang Isoman: Blas Kosong Kabag Kerjasama Setda Kota Denpasar, I Gusti Ayu Laxmy Saraswati saat pelaksanaan rapat teknis Dapur Umum Gotong Royong Kota Denpasar di Kantor Walikota Denpasar (Dok.IDN Times/Humas Pemkot Denpasar)

Selain bantuan tersebut, Pemerintah Kota Denpasar merancang pengaktifan kembali Dapur Umum Gotong Royong. Maksudnya untuk membantu dalam kesiap-siagaan ketahanan pangan masa pandemi COVID-19 di Kota Denpasar.

Kabag Kerjasama Setda Kota Denpasar, I Gusti Ayu Laxmy Saraswati, dalam rapat teknis di Kantor Walikota Denpasar, Kamis (29/7/2021) menyampaikan ketersediaan pangan yang dibentuk melalui dapur umum ini dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang baik dan hygine. Selain itu juga bebas dari bahan-bahan yang merugikan dan dapat diterima seluruh kalangan. Rencananya dapur umum ini akan berlokasi di Jaba Paon Kaliasem, Denpasar.

“Sehari kami rancang pembagian dua kali, yakni pagi pukul 11.00 Wita dan sore hari pukul 16.00 Wita dengan jumlah nasi rata-rata per hari 1.000 bungkus,” ujarnya

Ia menegaskan program ini menyasar masyarakat yang sangat membutuhkan. Utamanya bagi mereka yang sama sekali belum mendapatkan bantuan dari sumber dana manapun.

Dengan program dapur umum ini memberikan ruang bagi masyarakat, kelompok masyarakat, perseorangan, organisasi, perusahaan swasta, perbankan, dan BUMN atau BUMD untuk turut berkontribusi donasi sebagai penerapan pola gotong royong.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya