TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diskriminasi Warga Jepang di Bali, Dikaitkan Pembawa COVID-19

Bro sis, gak usah rasis deh! Virus gak milih-milih

IDN Times/Imam Rosidin

Denpasar, IDN Times - Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar, HE Chiba Hirohisa , mengirimkan surat kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, terkait laporan diskriminasi terhadap sejumlah warga Jepang di Bali, termasuk keluarganya.

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease Provinsi Bali, Dewa Made Indra, akhirnya menanggapi surat tersebut. Seperti apa tanggapannya? Berikut selengkapnya:

Baca Juga: Bisnis Perhotelan di Bali Tahun Ini Paling Terpuruk Sepanjang Sejarah

1. Konsulat Jenderal Jepang bersurat terkait tindakan diskriminasi yang dialami warga negaranya selama di Bali

IDN Times/Sukma Shakti

Belum lama ini, Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang di Denpasar, HE Chiba Hirohisa, mengirimkan surat kepada Dewa Indra, bahwa pihaknya menerima sejumlah laporan dari warga Jepang di Bali, termasuk keluarganya, terkait tindakan diskriminasi yang disangkutpautkan oleh penyebaran COVID-19.

Dalam surat itu, Konjen Jepang meminta agar Pemerintah mengambil tindakan yang diperlukan agar perlakuan tidak menyenangkan tersebut tidak terjadi lagi.

Baca Juga: Kehabisan Bekal, Perempuan Korea di Bali Mengamuk

2. Inti permasalahannya mengerucut kepada tudingan mengaitkan orang Jepang dengan COVID-19

Ilustrasi virus corona. (IDN Times/Arief Rahmat)

Perilaku diskriminasi yang dimaksud adalah mengaitkan COVID-19 dengan orang Jepang. Seolah-olah mereka sebagai pembawa COVID-19.

“Saya tegaskan COVID-19 tidak terkait dengan suku bangsa tertentu dan tidak terkait dengan negara tertentu pula. Jadi tidak tepat melakukan tindakan ataupun ucapan yang diskriminatif terhadap warga negara ataupun suku bangsa tertentu,” terang Dewa Indra dalam live streaming YouTube Humas Provinsi Bali, Kamis (9/4).

Pihaknya menyebutkan, 198 negara di dunia telah terinfeksi COVID-19 hingga saat ini. Artinya, COVID-19 ada di semua negara. Untuk itu sangat tidak tepat jika mengaitkan COVID-19 dengan negara atau suku tertentu.

Berita Terkini Lainnya