TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

400 Ribu Ekor Tukik Menetas di Pulau Bali Setiap Tahun

Bali punya 14 titik sebagai tempat pelestarian penyu

foto hanya ilustrasi (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Denpasar, IDN Times – Pantai di seluruh wilayah Bali berpotensi dalam pelestarian penyu hingga mencapai 400 ribu ekor per tahun. Potensi ini dapat menjadi daya tarik pariwisata Bali atau ekowisata penyu. Besarnya potensi ini kemudian diwadahi dalam pembentukan Kelompok Pelestrasi Penyu (KPP), yang menjadi bagian dari binaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali dalam hal kegiatan konservasi penyu.

Sehingga selain menetas sendiri di sarang-sarang yang belum terdata, KPP melakukan kegiatan penyelamatan telur penyu tersebut.

Baca Juga: Perbedaan Penyu dan Kura-Kura, Mana yang Dilindungi UU?

1. Hanya 2 dari 1.000 ekor tukik yang bisa bertahan hidup

Ilustrasi Penangkaran Hewan Penyu (kintamani.id/ Jarot Triguritno)

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, R Agus Budi Santosa, mengatakan masa inkubasi telur penyu untuk menetas adalah 45–60 hari. Tukik atau anak penyu yang menetas langsung berlari ke laut untuk memulai kehidupan barunya. Menurut Agus, beberapa ahli menyatakan dari 1.000 ekor tukik hanya 1-2 ekor yang mampu bertahan hidup hingga dewasa.

“Persentase telur (penyu) untuk menetas itu rata-rata 80-85 persen,” ungkapnya tak lama ini.

2. Sebanyak 400 ribu ekor tukik per tahun menetas di Bali

IDN Times/Imam Rosidin

Agus menyebutkan, dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia, enam di antaranya ada di Indonesia. Dari enam jenis tersebut, tiga di antaranya dapat ditemui di Bali. Yaitu Penyu Lekang, Penyu Sisik, dan Penyu Hijau. Secara keseluruhan, potensi tukik di Pulau Bali diperkirakan 350 ribu hingga 400 ribu ekor per tahun.

“Realisasi pelepasliaran tukik tahun 2020 sebanyak 150.818 ekor. Namun masih ada beberapa lokasi atau titik pendaratan penyu yang belum terdata,” jelasnya.

Berita Terkini Lainnya