ISPA Anak di Tabanan Didominasi Infeksi Virus Influenza

Tercatat ada 245 pasien anak yang datang dengan keluhan ISPA

Tabanan, IDN Times - Jakarta menghadapi polusi udara yang tinggi, sehingga menyebabkan gangguan pernapasan bagian atas. Anak-anak menjadi populasi rentan mengalami gangguan pernapasan akibat udara yang tercemar polusi. Namun di satu sisi, rata-rata kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang terjadi pada anak-anak di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, disebabkan oleh serangan virus influenza.

Berikut gejala dan cara mengatasi ISPA pada anak, yang dipaparkan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nyitdah, Tabanan, dr I Wayan Doddy Setiawan.

1. ISPA pada anak di Tabanan disebabkan oleh infeksi virus influenza

ISPA Anak di Tabanan Didominasi Infeksi Virus InfluenzaFreepik.com/brgfx

Doddy menilai, kualitas udara di Kabupaten Tabanan saat ini masih bagus. Sehingga polusi udara bukanlah faktor penyebab langsung anak di Tabanan mengalami ISPA.

"Polusi udara itu bukanlah penyebab langsung untuk anak mengalami ISPA. Sebenarnya kalau polusi udara lebih cenderung menyebabkan gejala pada orang yang sensitif atau alergi, sehingga bisa menimbulkan batuk-batuk dan sesak napas," katanya, Sabtu (2/9/2023).

Ia melanjutkan, ISPA anak di Tabanan lebih banyak karena infeksi virus influenza. Berdasarkan data di RSUD Nyitdah dari rentang Januari-Agustus 2023, tercatat ada 245 pasien anak yang datang dengan keluhan ISPA.

2. Gejala ISPA pada anak

ISPA Anak di Tabanan Didominasi Infeksi Virus Influenzafoto hanya ilustrasi (kidspot.com.au)

Menurut Doddy, ISPA termasuk ke dalam kategori penyakit ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Karena masih bisa dirawat di rumah dengan mendapatkan pengobatan dari dokter.

"Anak dengan ISPA memerlukan perawatan di rumah sakit dilihat dari kondisinya. Jika anak masih aktif, nafsu makan bagus, tidak lemas dan tidak sesak, masih bisa dirawat di rumah tetapi tetap harus mendapatkan pemeriksaan serta mendapatkan pengobatan dari dokter," jelas Doddy.

Namun yang perlu diwaspadai, kata Doddy, apabila menunjukkan tanda-tanda berikut ini: 

  • Ketika bayi usia di bawah usia 3 bulan demam di atas 38 derajat celcius atau lebih
  • Ketika bayi usia 3-6 bulan demam 39 derajat celcius atau lebih
  • Demam anak tidak kunjung reda walaupun sudah diberi obat penurun panas seperti ibuprofen atau asetaminofen
  • Demam anak berlangsung selama lebih dari 5 hari
  • Anak terlihat lesu dan tidak berperilaku seperti biasanya
  • Kesulitan bernapas
  • Batuk kronis yang mungkin disertai dengan muntah
  • Mengi (napas disertai bunyi “ngik” melengking)
  • Stridor (Terdengar bunyi getar yang serak dan keras pada saat menarik napas)
  • Retraksi (garis luar tulang rusuk si kecil terlihat atau nampak lebih dalam daripada biasanya)
  • Gejala terus memburuk atau ada gejala baru berkembang
  • Kehilangan kesadaran.

3. Cara mencegah anak agar tidak terkena ISPA

ISPA Anak di Tabanan Didominasi Infeksi Virus Influenzailustrasi cara mencegah ISPA pada anak (pexels.com/Kampus Production)

Karena disebabkan oleh infeksi virus, maka pencegahannya adalah menjaga daya tahan tubuh anak dengan menjaga nutrisi makanannya. Budaya cuci tangan terutama setelah beraktivitas di luar atau sebelum makan, juga patut diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Cara ini dinilai efektif untuk mencegah penularan ISPA pada anak.

"Hindari kontak langsung dengan anak atau orang yang sakit, terutama yang bergejala ISPA, batuk, pilek, demam dan bersin-bersin," ujar Doddy.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya