AJI Denpasar Ungkap Pernah Terima Laporan Penghapusan Materi Liputan
Kekerasan terhadap pekerja pers masih sering terjadi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Kekerasan terhadap pekerja pers Indonesia masih sering terjadi, baik kekerasan fisik maupun ancaman jeratan Undang-Undang Informasi, Teknologi, dan Elektronik (UU ITE). Bali juga tidak luput dari pengaduan kekerasan yang dialami oleh insan pers ketika melakukan peliputan di lapangan.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Denpasar, Eviera Paramita. Ketidakbebasan pers masih dirasakan oleh para jurnalis di Bali. Hal ini terlihat dari seringnya anggota AJI Denpasar mengadukan tindak kekerasan yang mereka dialami.
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Bali Melonjak, Plt Kadinkes Sebut karena Wisdom
1. Sebagian besar laporan berupa kejadian tidak menyenangkan saat melakukan peliputan
Eviera mengungkapkan sejauh ini laporan yang diterima AJI Denpasar berupa kejadian tidak menyenangkan saat peliputan. Kejadian tersebut tidak terkait dengan kekerasan fisik, namun ancaman gugatan hukum.
“Memang ada beberapa jurnalis, terutama anggota AJI, yang melapor ketika ia mengalami hal tidak menyenangkan dalam peliputan. Namun kebanyakan bukan tindakan yang melukai fisik, melainkan ancaman seperti gugatan hukum,” jelasnya pada Jumat (4/2/2022).
Selain itu, AJI Denpasar juga pernah menerima laporan tentang penghapusan materi liputan, baik materi berupa foto maupun rekaman. Kejadian ini dialami langsung oleh reporter di lapangan. Pihak yang meminta penghapusan materi berita adalah narasumber dan pihak-pihak yang merasa terganggu.
“Biasanya anggota menceritakan keluhan dan yang pertama dilakukan AJI adalah memberi saran untuk menyelesaikan masalah. Pernah juga mendampingi anggota yang bermasalah untuk bertemu narasumber yang berkonflik dengan pemberitaan tersebut. Bahkan jika dibutuhkan, bisa dicarikan ahlinya untuk konsultasi dengan lembaga-lembaga yang bekerjasama dengan AJI,” jelas Eviera.