TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Hari Antre di TPS Denpasar, Petugas Pengangkut Bawa Pulang Sampah

Semangat ya Pak! Terima kasih sudah mengangkut sampah kita

IDN Times/Ayu Afria

Denpasar, IDN Times – Keputusan pembatasan jumlah pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarbagita Suwung, Denpasar Selatan, berefek pada penuhnya Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Satu di antaranya TPS Yang Batu di Jalan Cok Agung Tresna.

Para pengangkut sampah harus antre berderet selama berjam-jam di pinggir jalan, supaya bisa membuang sampahnya. Berdasarkan pengamatan IDN Times di lapangan pada Kamis (21/11) hingga pukul 15.16 Wita, antrean tersebut mencapai dua baris di jalan yang satu arah tersebut. Sehingga sedikit mengganggu lalu lintas.

Kondisi tersebut bertentangan dengan imbauan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar yang dipasang di papan berwarna hijau bertuliskan "Jadwal pembuangan sampah pukul 07.00 hingga 11.00 Wita."

Seorang petugas pengangkut sampah asal Lumajang, Deden, menyampaikan bahwa alat berat di TPA Suwung saat ini tinggal satu. Lantaran alat berat dari Kabupaten Badung ditarik kembali semenjak diberlakukannya pembatasan pembuangan sampah Kabupaten Badung ke TPA Suwung. Hal ini membuat Deden dan rekan-rekannya kewalahan menerima setoran sampah. Alhasil, pembuangan di depo-depo seperti TPS Yang Batu macet.

“Ini dari beberapa Desa, Dangin Puri, Sumerta Kaja, Sumerta Klod, Kelurahan Sumerta, Kesiman, Yang Batu. Enam kayaknya,” jelasnya kepada IDN Times, pada Kamis (21/11).

1. Sudah sepuluh hari selalu antre membuang sampah. Kadang sampai menginap di lokasi

IDN Times/Ayu Afria

Dari pengakuan Deden, setiap harinya ia mengambil sampah tiga kali di daerah Kenyeri yang terdiri dari tiga banjar. Awalnya, pembuangan sampah ini berjalan lancar. Namun 10 harian ini harus mengantre panjang. Bahkan menginap di lokasi untuk menunggu giliran membuang sampah.

“Kenyeri itu kan tiga banjar. Tapi berdua. Saya tiga kali sehari waktunya terserah saya. Teman lain bisa empat kali,” terangnya.

Jika tidak mau menginap, sampah itu dibawa pulang dan akan dibuang keesokan harinya. Sehingga jadwal pengambilan sampah menjadi mundur.

2. Banyak masyarakat yang berhenti langganan gara-gara sampahnya tidak diangkut

IDN Times/Ayu Afria

Tarif membuang sampah sendiri berkisar Rp30 ribu per bulannya yang sudah ditetapkan oleh pihak desa. Namun belakangan ini banyak pelanggan yang berhenti. Sudah sekitar tujuh orang di daerah Kenyeri yang berhenti langganan kepada Deden untuk diangkut sampahnya.

“Nasabah-nasabahnya, langganan-langganannya sudah banyak yang berhenti soalnya sampahnya nggak diambil. Kan ada kontainer-kontainer, mereka membuang ke sana,” katanya.

3. Sampah yang paling mendominasi adalah jenis sampah rumah tangga

IDN Times/Ayu Afria

Jenis sampah yang mendominasi di antaranya sampah rumah tangga. “Yang paling banyak kan sampah upacara, setiap hari upacara. Nggak dipilah,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan oleh petugas pengangkut sampah bernama Wayan, yang mengangkut sampah di wilayah Kesiman. Wayan mengaku sampah yang paling dominan adalah sampah rumah tangga.

4. Moci-moci antre karena masih ada pengangkutan sampah oleh truk

IDN Times/Ayu Afria

Kepala Dinas DLHK Kota Denpasar,Ketut Wisada, menyampaikan TPS Yang Batu berukuran 30 kubik, dan menjadi pusat penampungan sampah dari beberapa desa, termasuk Kreneng. Sebab TPS yang berlokasi di Kreneng sedang diperbaiki.

Antrean panjang yang terjadi siang tadi karena ada loading. Kendaraan pembuang sampah moci-moci (Motor cikar) mengantre panjang untuk membuang. Sedangkan truk yaang mengangkut sampah sedang ada proses pengangkutan. Karena itu terjadilah antre yang panjang.

“Itu sedang loading tadi. Saya ada di sana kok. Sedang membuang. Sedang mengangku. Sehingga kendaraan yang akan membuang mengantre. Saya ada di sana tadi,” katanya.

Ditanya terkait alat berat milik Kabupaten Badung yang diambil dari TPA Suwung, pihaknya mengaku tidak tahu menahu.

Baca Juga: Tangkap Pembuang Sampah Sembarang di Denpasar Dapat Rp1,5 Juta, Mau?

Berita Terkini Lainnya