Ajil Ditto Cedera Selangkangan saat Syuting Believe

Denpasar, IDN Times - Kisah Agus Subiyanto dalam film laga berjudul Believe-Takdir, Mimpi, Keberanian diperankan oleh Ajil Ditto. Ajil tampak hadir di Bali dalam pemutaran film tersebut. Setelah film diputar, para penonton bersorak, tepuk tangan memenuhi ruang bioskop. Pun, banyak pihak yang mengajaknya berfoto. Ini pengalaman pertamanya debut di film action dan memerankan sebagai tentara. Bahkan melihat dirinya sendiri dalam rekaman film itu membuatnya kagum, dan tidak menyangka ia bisa tampil sangat sempurna.
"Pengalaman yang luar biasa karena film ini rata-rata pemainnya banyak yang di film action. Jadi, senang sekali," terangnya.
1. Ajil belajar bagaimana seorang militer dan dunianya bekerja

Film ini mengisahkan Agus, seorang anak yang tumbuh dalam bayang-bayang sang ayah, Serka Dedi, prajurit yang gugur di medan perang. Masa kecilnya penuh luka dan kemarahan. Namun kematian sang ayah mengubah segalanya. Agus akhirnya memilih menjadi prajurit dan terjun ke medan perang seperti ayahnya, menghadapi konflik yang menguji batas fisik, mental, dan jiwanya. Di tengah pertempuran, Agus bertemu musuh lama ayahnya, memaksanya merenungkan kembali makna keberanian, keluarga, dan harga dari pengorbanan.
"Dikasih waktu 45 hari untuk mempersiapkan semuanya, menjadi seorang militer, belajar senjata, belajar nembak, belajar pisau, sikap hormat senjata," terangnya.
2. Ajil syuting saat cedera selangkangan, all out

Pendalaman film yang dilakukan Ajil sangat maksimal. Hal ini juga didukung oleh kesukaannya terhadap adegan berkelahi atau laga. Tawaran ini tidak ia sangka, karena menjadi jawaban atas doa yang ia panjatkan sebulan sebelum memperoleh tawaran. Ia semangat memerankan Agus yang adegan keseluruhannya dilakukan secara langsung, mulai dari lompat dari helikopter, lari menggendong anak kecil, melompati karung, bahkan hingga dibanting.
"Kendala utama karena keteledoranku aku cedera di bagian selangkangan. Sialnya itu terjadi di syuting hari ketiga, dan bahkan adegan fighting semuanya belum dimulai. Benar-benar gak bisa jalan," katanya.
3. Ajil belajar bahwa siapa pun harus siap menghadapi orang yang dicintainya pulang hanya membawa nama

Memainkan peran Agus, membuatnya memiliki sudut pandang lain. Pelan-pelan ia sadar bahwa perjuangan dilakukan bukan hanya oleh tentara, tetapi juga keluarga yang ditinggalkan, pasangan, anaknya, dan saudara. Mereka semua harus siap atas ketidakpulangan seorang prajurit yang berangkat tugas. Ternyata, cerita kedekatan anak laki-laki dengan ayahnya dalam film ini juga tak jauh dari cerita hidupnya.
"Saya sendiri yatim sejak usia 6 tahun," katanya.