Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tren Fotografi di CFD Renon, Motret Para Pelari

Beberapa fotografer terlihat sedang mengambil foto orang yang sedang berolahraga. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)
Beberapa fotografer terlihat sedang mengambil foto orang yang sedang berolahraga. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Jika kamu rajin berolahraga di car free day (CFD) Lapangan Niti Mandala, Renon, Kota Denpasar, pasti akan melihat pemandangan baru. Kamu bisa melihat sekelompok fotografer sedang mengambil foto orang-orang yang sedang berolahraga.

Mereka akan mengambil foto secara candid orang yang sedang berolahraga, kemudian menawarkan foto tersebut. Tentunya tidak gratis, ya! Seperti apa peluang fotografi olahraga yang menjadi tren saat ini di Bali?

1. Fotografi olahraga mulai berkembang karena tren lari di Bali

Beberapa fotografer terlihat menggunakan tanda untuk menangkap momen-momen menarik. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)
Beberapa fotografer terlihat menggunakan tanda untuk menangkap momen-momen menarik. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Bisnis fotografi memang sudah lama berkembang di Bali. Namun, khusus untuk fotografi olahraga, baru mulai berkembang sekitar akhir tahun 2024 lalu. Hal ini dipicu karena tren olahraga lari di masyarakat saat itu.

Seperti diketahui, lari bukan lagi sebagai hobi, namun telah menjadi tren dan gaya hidup. Hal ini kemudian menghadirkan beberapa event lari di Bali dengan peserta yang cukup banyak. Pihak penyelenggara biasanya akan menyediakan fotografer khusus yang akan mengambil foto para pelari ini.

Seiring waktu, fotografi olahraga ini berkembang tidak hanya saat event lari saja. Menurut Mang Adi, fotografer olahraga yang ditemui di lokasi CFD pada Minggu, 6 April 2025, beberapa fotografer event lari awalnya iseng-iseng untuk mengambil foto orang yang berolahraga di sekitar CFD setiap minggu pagi. Ternyata, cukup banyak masyarakat yang tertarik dengan foto mereka saat sedang berolahraga.

Alhasil, beberapa fotografer mencoba peluang ini untuk menghasilkan tambahan cuan. Seperti dilihat saat ini, hampir setiap ruas jalan akan terlihat para fotografer berjejer untuk mengabadikan momen-momen menarik di tempat tersebut.

"Ada yang berkelompok, ada yang perorangan, tergantung fotografer itu sendiri," tutur Mang Adi.

2. Menggunakan peralatan fotografi yang tidak murah

Beberapa fotografer di area CFD, Lapangan Niti Mandala, Denpasar. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)
Beberapa fotografer di area CFD, Lapangan Niti Mandala, Denpasar. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Karena hasil foto tersebut akan dijual, maka harus memiliki kualitas yang bagus. Oleh karena itu dibutuhkan skill dan ketepatan mengambil momen yang ada. Selain itu, para fotografer memerlukan beberapa peralatan penunjang untuk hasil yang berkualitas.

Seorang fotografer, Dewa Krisna, menuturkan rata-rata para fotografer ini menggunakan kamera dengan lensa tele. Sebab mereka harus mengambil foto dari jarak jauh agar tidak mengganggu aktivitas orang yang berolahraga.

"Wajib menggunakan kamera dengan lensa tele berkualitas agar hasil foto bisa maksimal, walaupun diambil dari jarak jauh. Selain itu, kamera dan lensa wajib menghasilkan foto objek yang tajam atau tidak blur," ungkap Dewa Krisna.

Ia menambahkan, harga kamera dan lensa rata-rata mencapai puluhan juta. Para fotografer juga terlihat membawa kursi lipat agar mereka bisa duduk nyaman dalam waktu yang lama. Peralatan lain yang sering digunakan adalah tangga. Tangga ini berguna untuk mengambil foto dari atas, sehingga menghasilkan angle berbeda. Tak lupa, laptop selalu dibawa agar bisa langsung mengunggah hasil jepretan mereka.

3. Menghasilkan cuan dengan aplikasi FotoYu

Tampilan aplikasi FotoYu (desktop version). (Fotoyu.com)
Tampilan aplikasi FotoYu (desktop version). (Fotoyu.com)

Lalu, bagaimana para fotografer menghasilkan cuan dari hasil foto mereka? Fotografer menggunakan aplikasi bernama FotoYu untuk mendapatkan cuan dengan cara menjual hasil fotonya. FotoYu merupakan marketplace fotografi yang menggunakan teknologi artificial inteligent (AI) untuk menjual foto.

Aplikasi ini menggunakan AI bernama RoboYu. Jika seseorang mengunduh aplikasi ini, RoboYu secara otomatis akan mendeteksi wajah di foto-foto tersebut. Jika ada foto yang menarik, tinggal menghubungi pemilik foto atau fotografer untuk membeli foto tersebut.

Setiap orang juga bisa secara langsung menanyakan akun FotoYu dari si fotografer. Harga setiap foto rata-rata dijual Rp30 ribu. Untuk Kota Denpasar, rata-rata fotografer menjual dengan harga yang sama.

Tren fotografi olahraga ini bisa menjadi ladang cuan baru bagi para fotografer atau penghobi fotografi. Saat ini, kamu bisa menjumpai mereka di berbagai tempat olahraga publik, khususnya di Kota Denpasar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us