Sekaa Gong Taruna Mekar Desa Tunjuk, Eksis Sejak Tahun 1938

Tabanan, IDNTimes- Sekaa Gong (kelompok yang memainkan gamelan bali) Taruna Mekar, Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan atau juga dikenal dengan sekaa gong legendaris ternyata sudah ada sejak tahun 1930 an. Namun karena situasi perang dan kemerdekaan Indonesia, sekaa ini sempat vakum dan dihidupkan kembali di tahun 1968. Kini setelah tiga generasi, sekaa ini tetap hidup dan lestari dan mampu bertahan ditengah gempuran kemajuan zaman.
1. Kelompok musik tradisional yang mampu bawakan musik kontemporer

Pembina Sekaa Gong Taruna Mekar, I Made Arnawa mengatakan sekaa ini dijuluki sekaa legendaris karena mampu bertahan selama tiga generasi melestarikan gending (lagu/musik) dan tari asli Desa Tunjuk. "Salah satu yang membuat sekaa ini legend karena seniman I Ketut Maria dan keluarganya tinggal di desa Tunjuk. Beliau lah yang menjadi guru bagi sekaa ini dulu," ujar Arnawa.
Selain itu, sekaa ini disebut legend juga karena mampu beradaptasi dengan perkembangan gending atau musik yang ada sesuai jamannya. Menurut Arnawa pada awalnya di tahun 1930 an, pada generasi kakeknya, sudah bisa membawakan gending kekebyaran pada jaman itu seperti kebyar duduk. Setelah diaktifkan kembali di tahun 1968, musiknya lebih bervariasi seperti tabuh kreasi atau sesuai musik tahun 1968 an dan begitu seterusnya hingga saat ini.
Bahkan menurut Arnawa, karena ketrampilan anggotanya memainkan gamelan Bali, Sekaa Gong Taruna Mekar bisa memainkan berbagai macam gending. "Gending klasik kami ok, memainkan gending sesuai permintaan di acara seperti Pesta Kesenian Bali kami mampu serta mampu memainkan gending-gending kontemporer yang dimainkan civitas akademika. Jadi walaupun kami adalah kelompok yang memainkan alat musik tradisional tetapi bisa membawakan gending kontemporer," ujar Arnawa.
2. Selalu menyiapkan generasi penerus

Salah satu yang membuat sekaa ini tetap eksis karena adanya generasi penerus. Menurut Arnawa di keluarganya sudah bermain gamelan bali sejak jaman kakek, menurun ke ayah lalu ke dirinya. "Nanti sebagai pembaharuan, anak saya juga akan meneruskan. Begitu juga anak-anak lain di keluarga yang ada di Desa Tunjuk. Mereka rata-rata memang suka bermain gamelan, jadi tidak dipaksa," jelas Arnawa.
Saat ini yang aktif di Sekaa Gong Taruna Mekar ada sekitar 35 orang dengan rata-rata usia 60 tahun. "Jika ada yang berhenti maka generasi muda sudah siap menggantikan. Kebanyakan generasi muda ini latihan kapan mereka sempat karena banyak yang sudah bekerja," jelas Arnawa.
3. Tampil hingga ke luar negeri

Kegiatan Sekaa Gong Taruna Mekar tidak hanya untuk membawakan gending saat upacara keagamaan tetapi juga hingga event nasional dan internasional seperti pada tahun 2005 ke Berlin, Jerman mengikuti festival gamelan kontemporer. Tahun 2009 mengikuti event nasional di Jakarta diundang Kementrian Pariwisata. Tahun 2009 juga pihaknya menghadiri festival Salzburg Binealle, Austria atas undangan Steve Rich serta tahun 2010 ke San Fransisco tampil di Asian Art Museum.
Selain tampil di luar negeri menurut Arnawa, Sekaa Gong Taruna Mekar juga tampil di upacara keagamaan maupun undangan pentas. Untuk ini Sekaa Gong Taruna menerima pembayaran. "Kalau kegiatan keagamaan diluar desa sekitar Rp2,5 juta. Jika undangan untuk pertunjukkan bisa sekitar Rp5-10 juta tergantung jauh dekatnya," ujar Arnawa.
Nantinya pendapatan ini akan dikumpulkan dan setiap enam bulan sekali yaitu setiap hari raya Galungan akan dibagikan secara demokrasi untuk setiap anggota sekaa dan sisanya akan digunakan untuk pemeliharaan alat musik Sekaa.
Sementara untuk penampilan di PKB tahun 2023 nanti, Sekaa Gong Taruna Mekar akan membawakan gending yang sudah ada hanya akan dilakukan penggalian kreativitas. "Tidak ada persiapan khusus dan membuat gending baru. Cuma yang sudah ada saja kami kreasikan lagi," ujarnya.