5 Bahaya Pacar Ngajuin Pinjol Pakai Akunmu, Awas Ditinggal Kabur!

Banyak orang merasa kasihan atau ingin membantu ketika pacar menghadapi masalah keuangan. Satu bentuk ‘tolong-menolong’ yang sering terjadi sekarang adalah meminjamkan akun, baik itu rekening, e-wallet, atau data pribadi agar pacar bisa mengajukan pinjaman online (pinjol). Meski niat awalnya baik, tindakan ini menyimpan risiko besar yang sering diremehkan.
Apalagi kalian masih berstatus pacaran belum resmi menikah. Sebenarnya, pihak aplikasi sering kali mengingatkan untuk hanya mengajukan pinjaman untuk kebutuhan pribadi, bukan untuk orang lain. Nah, sebelum kamu membantu pacarmu mengajukan pinjol, ketahui dulu risiko terburuk yang mungkin terjadi. Hati-hati, lho!
1. Tanggung jawab hukum dan finansial jatuh ke tanganmu

Ketika kamu menggunakan akunmu untuk mengajukan pinjol, secara administratif dan hukum nama akun tersebut terhubung dengan pinjaman. Artinya, jika peminjam (pacarmu) tidak membayar, konsekuensi penagihan, bunga, dan denda akan ditujukan ke akun dan identitasmu. Kamu bisa menerima telepon penagihan, surat-surat, hingga tindakan hukum jika kewajiban tidak terpenuhi.
Bahkan sekalipun kamu bisa membuktikan bahwa pinjaman itu untuk orang lain, proses pembuktian bisa panjang, melelahkan, dan memakan biaya. Selain itu, lembaga peminjaman biasanya gak akan peduli soal hubungan pribadi ketika menagih cicilan yang mereka lihat hanyalah data peminjam. Jadi, beban finansial yang awalnya bukan tanggung jawabmu bisa berubah menjadi masalah besar yang mengganggu stabilitas ekonomi dan catatan kreditmu.
2. Risiko penyalahgunaan identitas dan data pribadi

Memberikan akses ke akun pribadi sama saja membuka pintu untuk penyalahgunaan data. Data yang diberikan bisa digunakan untuk hal lain tanpa sepengetahuanmu, seperti membuka akun baru, melakukan transaksi, atau bahkan tindakan kriminal. Selain itu, pinjol ilegal sering meminta dokumen sensitif yang bisa disalahgunakan di pasar gelap data.
Sekalinya identitasmu tersebar dan dipakai pihak lain, memperbaikinya butuh waktu dan usaha besar. Mulai dari memblokir rekening, mengganti dokumen, melapor ke pihak berwajib, dan pantauan kredit jangka panjang. Risiko kebocoran data juga membawa potensi penipuan berulang yang menyasar korban berkali-kali.
3. Potensi konflik hubungan yang berdampak panjang

Uang dan hutang sangat rawan memicu konflik. Jika pacarmu gak mampu atau memilih kabur, kamu yang harus menanggung beban secara finansial dan emosional. Niat baik ingin membantu malah bisa berubah menjadi penyesalan, dendam, dan kehilangan rasa percaya. Hubungan yang tadinya hangat bisa retak karena masalah tanggung jawab dan kejujuran.
Lebih buruk lagi, jika orang tua atau keluarga terlibat saat masalah muncul, konflik jadi melebar ke lingkaran sosial yang lebih besar. Reputasi dan nama baik keluarga juga bisa ikut terseret, membuat hubungan keluarga dan pertemanan terganggu.
4. Ancaman bunga tinggi, jeratan denda, dan praktik pinjol ilegal

Pinjol, terutama yang tidak berizin sering menawarkan proses mudah tapi dengan suku bunga dan biaya tersembunyi yang sangat tinggi. Ketika pinjaman tidak segera dilunasi, bunga dan denda bisa melambung drastis sehingga jumlah utang membengkak. Hal ini membuat penagihan semakin intensif dan tekanan finansial semakin besar.
Pinjol ilegal juga kerap menggunakan praktik menakut-nakuti saat menagih, seperti menyebarkan data pribadi ke kontakmu, ancaman, atau penagihan di luar batas hukum. Jika akunmu digunakan sebagai peminjam, kamu bisa jadi target utama dari tindakan agresif seperti itu.
5. Dampak jangka panjang pada reputasi finansial dan akses kredit

Satu kesalahan kecil membantu pacar mengajukan pinjol pakai akunmu bisa berdampak besar pada skor kredit dan riwayat keuanganmu. Catatan keterlambatan pembayaran atau tunggakan akan tercatat, mengurangi peluangmu mendapatkan KPR, kredit kendaraan, atau pinjaman usaha di masa depan. Institusi keuangan melihat riwayat ini sebagai indikator risiko.
Perbaikan catatan kredit tidak instan, butuh waktu dan disiplin pembayaran untuk memulihkan reputasi. Sementara itu, peluang finansialmu akan terhambat, dan kamu mungkin harus membayar bunga lebih tinggi atau jaminan tambahan di setiap permohonan kredit.
Jika kamu benar-benar ingin membantu pacar, pilih cara yang lain yang lebih aman. Misalnya beri bantuan tunai terbatas, bantu mencari bantuan ke lembaga resmi, dampingi proses konsultasi ke konselor keuangan, atau bantu cari sumber pendapatan alternatif. Jangan pernah menyerahkan akses akun atau identitas. Ingat, membantu bukan berarti mengorbankan masa depanmu sendiri.