Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pesan Hangat 'Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan'

Pixabay/JULIO VICENTE

Ada berbagai macam perasaan yang sering kita rasakan. Perasaan itu menjadikan hidup lebih berwarna meskipun terkadang kita kesulitan menghadapinya. Saat tidak mengetahui apa yang kamu rasakan, biasanya cenderung bingung bagaimana cara mengekspresikannya. Secara tidak langsung, kamu akan merasakan hampa dan kosong. Hal itu bisa membuat hidupmu menjadi kurang bahagia.

Buku Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan meninggalkan banyak pesan hangat untuk setiap pembacanya. Gaya penulisannya sangat menyenangkan layaknya sedang berbagi cerita, dan mengobrol santai dengan penulisnya. Buku ini memberikan kesan penghiburan untuk kita yang sedang merasa kesulitan dalam menjalani hidup. Jeon Seunghwan, penulis buku ini, berharap para pembacanya bisa mendapatkan kehangatan dari kalimat yang dibaca, sembuh dari luka, tersenyum kembali, dan menjadi lebih berani dalam menjalani kehidupan.

Mari mengenali dan menyelami perasaan diri sendiri, bacalah dengan perasaan yang menyenangkan supaya kamu bisa merasakan kehangatannya. Selamat membaca.

Suara hati, kesedihan yang terpendam

Pixabay/Bac Kiem

Tidak ada orang yang tidak merasakan kesedihan. Kesedihan bisa mendatangi siapa saja, di mana, dan kapan pun.

Kita yang terlihat ceria seperti tidak memiliki beban apa pun sebenarnya sering kali hidup dengan menyembunyikan kesedihan yang mendalam.

(I Am a Cat by Natsume Soseki)

Itu adalah kalimat favorit Penulis Jeon Seunghwan dalam novel I Am a Cat karya Natsume Soseki. Orang yang terlihat ceria sekalipun di dalam lubuk hatinya pasti akan terdengar suara kesedihan. Adakalanya kita bahkan tidak mengetahui kapan kesedihan akan datang, dan seberapa lama kita merasakannya. Setiap orang punya cara yang berbeda untuk menghibur diri sendiri di kala sedih, selayaknya kesedihan yang juga memiliki bermacam-macam bentuk. Satu cara menenangkan perasaan dari Penulis Jeon Seunghwan yaitu dengan menikmati kesendiriannya.

Sendirian duduk di kursi sambil membuka buku dan mencari cerita atau kalimat yang bisa menyentuh hati. Tanpa tersadar, merasa terhanyut di dalamnya dan bisa menangis tersedu-sedu. Menangis sampai perasaan menjadi lega tanpa memedulikan orang lain. Ini sama seperti masuk ke perasaan yang paling dalam dan dengan jujur berhadapan dengan apa yang ada di dalamnya. Melakukan ini bukan berarti semua masalah akan terselesaikan. Akan tetapi, bisa membuat perasaan menjadi lebih lega dan menimbulkan semangat.

(Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan by Jeon Seunghwan)

Ada waktu di mana kita ingin menyendiri dan menghadapi semua kesedihan itu secara mandiri. Adakalanya juga, kita membutuhkan orang lain untuk bersandar dan berbagi perasaan yang kita rasakan, seperti yang disampaikan oleh Penulis Jeon Seunghwan.

Meski mereka tidak sepenuhnya bisa mengerti semua isi pikiran kita, mengeluarkan isi hati saja sudah menjadi penghiburan bagi diri kita. Begitu pula sebaliknya ketika kita sedang menghibur seseorang, kita pun sebenarnya sedang mendapat penghiburan. Penghiburan adalah cara sesama untuk saling berbagi perasaan. Asalkan disertai ketulusan, penghiburan bisa menjadi penenang hati bagi semua orang.

(Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan by Jeon Seunghwan)

Tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Semua punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing, sama halnya dengan sebuah penghiburan. Meskipun demikian, ketidaksempurnaan itu akan membuat kita terus berusaha untuk lebih baik lagi dalam memahami dan mengerti perasaan satu sama lain.

Terkadang saya berpikir, kenyataan bahwa ada begitu banyak kesedihan di dunia ini sehingga semua orang membutuhkan penghiburan adalah sebuah hal yang paling menakjubkan di kehidupan ini. Karena bila tidak ada kesedihan hingga kita tidak butuh penghiburan, tidak akan terlintas keinginan untuk mencoba mengamati bagian jiwa kita yang terdalam, dan tak akan ada usaha untuk mencoba mengerti kesedihan orang lain.

(Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan by Jeon Seunghwan)

Dengarkanlah isi hatimu sendiri, bukan orang lain

Pixabay/Toàn Lê

Apa yang benar-benar kamu inginkan? Pertanyaan sederhana, namun tidak dengan jawabannya.

Saya menyadari bahwa entah sejak kapan, saya hidup tanpa memikirkan apa yang benar-benar saya inginkan. Hanya menjalani hari demi hari begitu saja dengan cepat, dan benar-benar melupakan hal paling penting dan mendasar dari kehidupan.

"Waktu kecil aku ingin menjadi apa ya?"

"Kapankah waktu ketika aku paling gembira dan bahagia?"

"Apa yang paling bisa membuat ku bangga?"

(Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan by Jeon Seunghwan)

Biasanya pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul begitu saja dan kita jadi termenung memikirkan jawabannya. Kalimat dari buku berjudul 나만 위로할 것 (Naman Wirohal Kkot) karya Kim Dongyoung, menarik perhatian Penulis Jeon Seunghwan. Kalimatnya berbunyi seperti berikut.

Aku bertanya diam-diam kepada diriku, apakah aku hidup sambil menjalankan pekerjaan yang kusukai. Ketika kupikirkan kembali, sepertinya pekerjaan yang sedang kulakukan ini bukanlah pekerjaan yang kusukai, tetapi kulakukan karena terlihat seperti pekerjaan yang baik. Mungkin saja sudah terlambat untuk mulai mencari apa pekerjaan yang kusukai, tetapi kalau bisa aku ingin hidup sambil melakukan hal yang kusukai dan membuatku puas.

(나만 위로할 것 by Kim Dongyoung)

Hiduplah dengan keinginan yang bisa membuat hidup kita bahagia. Meskipun seiring berjalannya waktu keinginan kita selalu berubah-ubah, ingatlah untuk selalu sadar dengan keinginan diri sendiri, bukan keinginan orang lain. Jangan biarkan diri kita kehilangan arah dengan mengikuti keinginan orang lain. Cobalah memberikan batasan dengan mendengarkan keinginan dari hati sendiri agar bisa lebih menikmati setiap jalan yang dilalui.

Agar bisa bahagia, kita harus mendengarkan dengan baik isi hati kita. Karena kebahagiaan tidak bisa tercapai dengan bergantung pada keinginan orang lain. Meski suatu saat nanti berubah, kita tinggal jujur menerima perubahan hati tersebut. Kebahagiaan tidak berada jauh, tapi ada ketika kita jujur pada keadaan saat ini dan di sini.

Sebenarnya kita semua sedang berada di dalam sebuah perjalanan yang bernama kehidupan. Kalau ingin menikmatinya, haruslah diisi dengan berbagai hal yang kita sukai, bukan yang orang lain sukai. Kita bisa mulai sedikit demi sedikit mengenali keinginan terbesar kita ketika kita fokus ke suara hati kita, bukan suara hati orang lain.

(Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan by Jeon Seunghwan)

Dapat menikmati kehidupan adalah impian dari banyak orang. Sangat menyenangkan dapat melakukan hal yang diinginkan secara sungguh-sungguh, meskipun ada banyak rintangan yang mengikutinya. Jika bisa menikmati prosesnya, maka itu bisa lebih dari cukup untuk memunculkan kebahagiaan.

Kenikmatan dari perjalanan tidak hanya ada saat kita mengikuti jadwal yang sudah ada. Walau terkadang rencana bisa berubah, kenikmatan bisa muncul di tengah rintangan dan tikungan. Kebahagiaan memang seperti ini. Terdapat pada momen tak terduga di sela-sela kehidupan yang panjang. Apabila bisa memenuhinya dengan berbagai macam hal yang bisa membuat kita berusaha keras dan tertawa dengan tulus, tak terasa kehidupan ini akan penuh dengan kebahagiaan.

(Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan by Jeon Seunghwan)

Buku Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan menyimpan banyak pesan hangat di dalamnya. Dengan bahasa yang ringan tetapi tetap memberikan makna di setiap kalimatnya, buku ini mengajarkan banyak hal kepada kita, termasuk mengenali perasaan diri sendiri. Penulis Jeon Seunghwan menyajikan beragam cerita yang membuat kita seperti sedang berbincang di waktu santai dengan sahabat sendiri. Ketika kita memiliki orang lain yang terus berada di samping kita, bisa saling menghibur di kala sedih dan tertawa bersama di saat bahagia, tetap ingatlah untuk selalu mendengarkan isi hatimu. Dengan begitu, penghiburan dan kebahagiaan yang kamu rasakan akan lebih terasa hangat untuk satu sama lain.

Share
Topics
Editorial Team
Tsania Dzury Maera
EditorTsania Dzury Maera
Follow Us