Cerita Rider di Ring 1 KTT G20 Antar Paspampres

Bagi kamu mungkin biasa, tapi tidak dengan Adi Nugroho

Adi Nugroho (43) tak menyangka akan mendapat kesempatan sebagai rider di Ring 1 ITDC, Nusa Dua, Kabupaten Badung. Cekatan ia bergerak dari satu titik ke titik berikutnya, bahkan sempat mengantar Pasukan Pengaman Presiden (Paspamres) ke Hotel The Apurva Kempinski, lokasi utama gelaran Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20).

Badung, IDN Times - Laki-laki asal Negara, Kabupaten Jembrana ini sehari-harinya bekerja sebagai ojek online. Ketika perhelatan akbar ini, ia termasuk satu dari 20 ALVA Rider yang bertugas dari tanggal 10 sampai 16 November 2022. ALVA termasuk kendaraan listrik yang digunakan selama KTT G20. Lalu bagaimana Adi bisa ikut menjadi rider?

Ia bisa bergabung sebagai rider karena awalnya mendapat informasi dari grup sesama ojek online. Adi diberikan penawaran karena dianggap sudah menguasai medan dan terbiasa dengan cuaca ekstrem, baik panas terik maupun hujan. Lalu bagaimana pengalaman Adi selama ini?

Baca Juga: ALVA One Satu-satunya Motor Listrik di Ring 1 ITDC Nusa Dua

1. Awalnya diajak oleh teman-teman di komunitas

Cerita Rider di Ring 1 KTT G20 Antar PaspampresRekan Adi sesama rider ring 1 di KTT G20. (IDN Times/Ni Ketut Sudiani)

Sebelum menjadi rider, Adi harus mengikuti seleksi. Mulai dari administrasi yakni pengecekan Kartu Tanda Penduduk (KTP), pemeriksaan rekam vaksin, hingga tes kemampuan berbahasa Inggris karena para rider juga membawa delegasi maupun jurnalis dari luar negeri.

"Awalnya di dalam komunitas diberi tawaran bagi mereka yang ingin bergabung. Kendaraan yang disediakan sekitar 30 (unit). Hanya saja yang untuk dikendarai oleh para rider hanya 20 (unit), sisanya diletakkan di unit dan dipinjamkan untuk TNI," ujarnya, Selasa (15/11/2022).

Selama ini, penumpang yang diantar oleh Adi, biasanya karena ingin mencoba langsung kendaraan listrik tersebut atau memang harus segera bergerak dalam kondisi darurat seperti TNI, delegasi, Paspamres, termasuk jurnalis lokasi maupun asing.

Adi menceritakan, pada hari-hari pertama, ia hanya mendapatkan satu sampai tiga penumpang saja. Penyebabnya karena penumpang takut dan belum tahu bahwa fasilitas tersebut disediakan secara gratis. Barulah pada hari-hari berikutnya ia mulai banyak mendapat penumpang.

2. Harus bisa cepat, tepat, aman, dan sesuai aturan

Cerita Rider di Ring 1 KTT G20 Antar PaspampresSuasana di KTT G20 Nusa Dua (IDN Times/Ni Ketut Sudiani)

Sebagai rider di Ring 1 kawasan ITDC, Adi bebas mengambil penumpang di mana pun dengan tujuan memang untuk mempermudah mobilisasi. Shetler ALVA juga ada di Hotel Hilton, St Regis, dan Ritz Carlton. Para rider juga bisa drop dan pick up penumpang hingga ke Hotel The Apurva Kempinski.

"Saya sempat antar Paspamres, mungkin karena tugasnya bergantian dan saat itu mungkin karena perlu gerak cepat. Saat mengantar Paspamres, langsung mengantar sampai ke Kempinski karena RI 1 ada di sana. Saat itu titik awal berangkat dari Lagoon," cerita Adi.

Ketika mengantar Paspamres, apakah tetap Adi yang mengendarai? "Iya, tetap saya," jawabnya.

Namun Adi harus mampu mengendarai dengan cepat, tetap aman, dan sesuai aturan. Ia juga setiap hari harus mengecek perlengkapan, termasuk kondisi baterai.

"Jadi kami harus tetap melihat aturan yang diterapkan, termasuk penutupan jalan, sterilisasi jalan. Walaupun kami tetap ada hak di Ring 1, tapi kami harus sesuai dengan aturan," ujarnya.

3. Pengalaman yang tidak akan terulang dalam hidup

Cerita Rider di Ring 1 KTT G20 Antar PaspampresSuasana di KTT G20 Nusa Dua (IDN Times/Ni Ketut Sudiani)

Selama satu minggu bertugas, ia merasa senang luar biasa karena bisa bergabung dan ikut serta dalam gelaran akbar ini.

"Saya bangga bisa memperkenalkan kendaraan listrik buatan anak bangsa. Pengalaman yang tidak semua orang punya dan kita masuk di Ring 1. Kami bisa bergabung dengan Bapak TNI juga."

Adi juga mengaku senang karena bisa sampai melihat kendaraan tempur.

"Mungkin tidak semua orang bisa mendapat pengalaman seperti ini. Kami banyak menyaksikan orang-orang hebat," tuturnya.

Setelah G20 usai, Adi kembali lagi ke Negara sebagai ojek online.

"Ini pertama kali saya mendapat pengalaman ini dan luar biasa. Melihat iringan Presiden negara lain dan bagaimana pengawalan mereka. Termasuk juga bisa ke lobi hotel mewah, apalagi seperti saya yang hanya orang kampung. Ini tidak akan terulang dalam hidup saya," kisahnya.

Sementara itu Koordinator ALVA Rider di KTT G20, Indra Maulana A, mengungkapkan setiap hotel menyediakan empat rider dan ada dua orang yang berkeliling mencari penumpang. Dalam satu shift, ada 12 sampai 15 rider.

"Sejauh ini penumpang senang karena kadang mereka lama juga menunggu bus. Mungkin karena ada iring-iringan juga. Awalnya ada yang takut dan akhirnya tanya biayanya," imbuhnya Indra.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani
  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya