5 Unspoken Rules Mengunjungi Perpustakaan Umum

Berkunjung ke perpustakaan umum itu sebenarnya gak ribet, tapi ada etika tidak tertulis yang sering terlupakan oleh banyak orang. Walaupun tidak terpampang dalam bentuk aturan resmi, unspoken rules ini penting untuk menjaga kenyamanan bersama, apalagi karena perpustakaan adalah ruang yang dipakai oleh berbagai macam orang dengan tujuan berbeda. Ada yang belajar untuk ujian, ada yang mencari referensi untuk pekerjaan, ada juga yang sekadar ingin menyepi dari hiruk-pikuk kota. Semua aktivitas itu butuh suasana tenang yang harus dijaga bareng-bareng.
Masalahnya, perilaku kecil yang kelihatannya sepele seperti ngobrol pelan, memindahkan buku sembarangan, atau booking kursi lama bisa mengganggu ritme perpustakaan. Jadi, sebelum kamu menghabiskan sore di antara rak-rak buku yang nyaman itu, ada baiknya memahami aturan tak tertulis ini. Yuk, simak satu per satu dan patuhi aturannya!
1. Jangan berisik, bahkan untuk hal kecil sekalipun

Perpustakaan memang identik dengan suasana tenang, tapi tenang itu bukan muncul secara otomatis. Tenang itu hasil dari kesadaran pengunjung untuk menahan diri. Banyak orang sering mengira berbicara pelan atau berbisik sudah cukup, padahal dalam ruangan yang hening, suara sekecil apa pun bisa terdengar jelas. Bahkan mengetik terlalu keras, geser kursi tanpa diangkat, atau bunyi notifikasi HP bisa bikin konsentrasi orang buyar saat sedang membaca atau mengerjakan tugas penting.
Selain itu, perpustakaan sering jadi tempat orang mencari ketenangan mental. Ada yang datang untuk menghindari distraksi rumah, ada yang butuh ruang damai untuk menyelesaikan pekerjaan berat. Kalau suasana terlalu ramai, tujuan itu jadi gak tercapai. Makanya, menjaga volume suara itu bukan cuma soal sopan santun, tapi juga bentuk penghargaan pada waktu dan fokus orang lain. Sebelum mengeluarkan suara, selalu pikirkan: "Kalau aku lagi fokus, apa aku bakal terganggu kalau dengar ini?"
2. Taruh kembali buku pada tempatnya atau di troli pengembalian

Salah satu hal yang sering terjadi di perpustakaan umum adalah tumpukan buku yang tidak kembali ke tempatnya. Mungkin kamu berpikir kalau nanti petugas akan merapikan kembali buku-buku di sana, tapi kenyataannya, itu bisa membuat proses pencarian buku jadi lebih sulit bagi pengunjung lain. Buku yang harusnya ada di rak bisa hilang selama berjam-jam hanya karena diletakkan asal. Akibatnya, orang yang butuh buku itu harus keliling perpustakaan lebih lama atau malah tidak menemukannya sama sekali.
Kalau kamu ragu letak rak buku, gunakan troli pengembalian yang biasanya sudah disediakan. Cara ini lebih aman daripada menebak-nebak dan memasukkan buku sembarangan. Troli itu memang dibuat agar pengguna bisa mengembalikan buku tanpa merusak sistem katalog. Selain mempermudah petugas, kamu juga berkontribusi menjaga keteraturan perpustakaan. Ingat, perpustakaan itu ruang bersama. Keteraturan kecil seperti ini bisa membuat pengalaman semua orang jadi lebih nyaman.
3. Jangan nge-booking kursi terlalu lama

Meja dan kursi di perpustakaan itu terbatas. Saat pengunjung ramai, satu kursi yang tidak dipakai tapi penuh barang bisa bikin orang lain terpaksa berdiri atau keliling mencari tempat. Sayangnya, kebiasaan meninggalkan tas, laptop, dan botol minum selama berpuluh menit itu masih sering ditemui. Padahal kalau hanya pergi sebentar—misalnya ke toilet—itu wajar. Tapi kalau sampai keluar lama, makan di luar, atau jalan-jalan dulu, itu sebenarnya bentuk egois yang tanpa disadari menyulitkan banyak orang.
Selain mengganggu pengunjung lain, meninggalkan barang terlalu lama juga tidak aman. Tas atau gadget bisa berisiko hilang, dan perpustakaan umumnya tidak bertanggung jawab atas kehilangan barang pribadi. Jadi kalau kamu tahu akan keluar lama, lebih baik rapikan meja dan berikan tempatmu ke orang lain. Kamu bisa kembali lagi dan cari kursi baru kalau sudah siap belajar. Dengan begini, ruang perpustakaan bisa dipakai lebih efisien dan adil untuk semua pengunjung.
4. Hargai aturan makan dan minum

Aturan makan dan minum di perpustakaan ada bukan tanpa alasan. Sisa makanan, remahan kecil, atau minuman yang tumpah bisa merusak buku dan peralatan perpustakaan. Bahkan aroma makanan saja kadang cukup mengganggu, apalagi kalau itu makanan yang baunya kuat. Beberapa perpustakaan memang memperbolehkan membawa air putih, tapi untuk makanan dan minuman lain biasanya ada area khusus. Jadi lebih baik keluar sebentar kalau memang ingin ngemil.
Dengan mengikuti aturan ini, kamu tidak hanya menjaga kebersihan, tapi juga menghormati pengunjung lain yang datang untuk belajar dalam suasana yang nyaman. Perpustakaan adalah tempat publik yang tidak cocok jadi ruang piknik. Ketika semua orang sadar diri, suasana tetap bersih, tertata, dan tidak mengganggu konsentrasi orang lain. Pada akhirnya, aturan sederhana ini membuat perpustakaan terasa lebih profesional dan menyenangkan untuk dikunjungi.
5. Jangan mengambil foto tanpa izin

Beberapa perpustakaan memang punya spot yang aesthetic dan instagrammable, tapi mengambil foto sembarangan bisa melanggar privasi orang lain. Kamu mungkin hanya ingin memotret rak buku atau dekorasi, tapi tanpa sadar menangkap wajah orang yang sedang belajar. Bagi sebagian orang, itu bisa membuat mereka merasa tidak nyaman. Selain itu, suara shutter kamera atau klik handphone bisa terdengar mengganggu saat ruangan sedang sangat hening.
Sebelum mengambil foto, pastikan kamu cek dulu apakah perpustakaan memperbolehkannya. Beberapa tempat melarang foto di area tertentu, terutama ruang baca yang penuh orang. Kamu bisa bertanya pada petugas untuk memastikan. Dengan begitu, kamu menghargai aturan sekaligus menjaga kenyamanan pengunjung lain. Memotret boleh saja, tapi pastikan kamu melakukannya dengan sopan dan penuh kesadaran.
Itulah 5 unspoken rules yang wajib kamu patuhi kalau sedang berkunjung di perpustakaan umum. Jadi, kalau nanti kamu mampir lagi ke sana, jangan lupa jadi pengunjung yang bikin ruang baca makin nyaman ditempati, ya!

















