Ramalan 2023 Menurut Tenung Daun Sirih, Ramalan Kuno di Bali

Ini tergantung kepercayaan kamu ya

Saat ini telah memasuki tahun 2023, di mana kamu sedang bersiap menjalankan rencana maupun menuntaskan impian yang tertunda di tahun sebelumnya. Biasanya dalam momen ini, satu hal yang sering dicari adalah ramalan tahun 2023.

Tentu saja banyak metode yang digunakan untuk meramal suatu situasi atau keadaan. Satu di antaranya dengan metode ramalan atau tenung daun sirih, ramalan kuno dari Bali. Seperti apakah hasil penerawangannya?

Baca Juga: 5 Desa Bali Aga di Buleleng, Ada Tradisi Jemur Mayat

Baca Juga: Makna Cetik Kerikan Gangsa, Racun Tradisional Bali

1. Mengenal metode tenung atau ramalan daun sirih

Ramalan 2023 Menurut Tenung Daun Sirih, Ramalan Kuno di Baliilustrasi daun sirih (freepik.com/sema_srinouljan)

Tenung daun sirih termasuk metode ramalan tradisional kuno yang berasal dari Bali. Metode ini diwariskan kepada seorang penekun dan praktisi spiritual asal Bali bernama Jro Master Made Bayu Gendeng.

Jro Master Made Bayu Gendeng atau akrab disapa Bayu Gendeng menggunakan daun sirih atau Bahasa Bali-nya daun base untuk melihat garis nasib seseorang, maupun situasi keadaan alam ke depan secara detail berdasarkan gurat-gurat daun tersebut. Daun base di Bali merupakan simbol spiritual, sama seperti daun dabdab dan daun kelor. Metode ramalan ini kemudian dia beri nama Tenung Don Bace Bayu Ghana.

"Semua keilmuan ini telah saya tuliskan dalam sebuah buku yang berjudul Tenung Don Base Bayu Ghana," ungkap Bayu Gendeng saat dihubungi melalui saluran telepon, Jumat (30/12/2022) lalu.

2. Cara kerja tenung daun sirih

Ramalan 2023 Menurut Tenung Daun Sirih, Ramalan Kuno di BaliJro Master Made Bayu Gendeng sedang meramal dengan Tenung Don Base Bayu Ghana. (dok. Made Bayu Gendeng)

Daun sirih juga dikenal sebagai simbol dari aksara-aksara suci yang biasanya digunakan dalam pembuatan sarana upacara seperti porosan, lekesan, maupun canang. Daun sirih memiliki garis-garis atau gurat yang terbagi menjadi dua, yaitu sebagai simbol purusa (jiwa yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa) dan pradana (badan raga yang menjadi wadah dari purusa). Hal ini, kata Bayu Gendeng bisa digunakan untuk membaca watak atau nasib seorang laki-laki maupun perempuan.

Daun sirih kemudian dibagi menjadi tiga bagian dalam satu lembarnya. Pembagian ini untuk mengetahui keadaan seseorang dalam hal bisnis, karier, kesehatan, cinta, dan lainnya. Daun sirih juga ada istilah meru untuk menggambarkan karier, garis pulau untuk tanda-tanda kejadian khusus, gurat patah, gurat silang, gurat sambung, dan lainnya.

Pria finalis The Master ini menyebutkan, daun sirih yang digunakan tidaklah sembarang daun, harus melewati proses ritual dan mantra khusus untuk memohon kepada Dewa Tenung. Jumlah daun yang digunakan mengikuti urip atau weton dari orang yang ingin diramal.

"Misalnya seseorang lahir pada Saniscara Paing, maka daun sirih yang digunakan adalah 9. Sembilan berarti 18 lembar. Jika orang tersebut bertanya tentang kesehatan, maka digabungkan dengan jumlah urip Triwaranya," tutur Bayu Gendeng.

3. Berikut ini ramalan tahun 2023 menurut tenung daun sirih

Ramalan 2023 Menurut Tenung Daun Sirih, Ramalan Kuno di BaliJro Master Made Bayu Gendeng sedang meramal dengan Tenung Don Base Bayu Ghana. (dok. Made Bayu Gendeng)

Tahun 2023, menurut Tenung Don (Daun) Sirih Bayu Ghana diawali dengan Redite Paing yang masuk pada Kala Gotongan. Hal ini menggambarkan tahun di mana berbondong-bondongnya orang dalam mendukung sesuatu. Hal ini dikaitkan dengan tahun politik, terlihat antusias masyarakat yang sangat kuat, namun akan banyak yang merasa kecewa dan melakukukan golput atau tidak mendukung siapa pun.

Tahun 2023 masuk pada wuku Dungulan, yaitu munculnya sifat ego atau arogansi. Hal ini perlu diwaspadai, terutama terhadap orang yang melakukan berbagai cara untuk menguntungkan diri sendiri seperti melakukan cara-cara yang tidak baik, mengadu domba, dan sebagainya.

Wuku Dungulan juga sebagai simbol perlawanan dharma (kebaikan) terhadap adharma (keburukan). Hal ini akan menyebabkan terjadinya beberapa benturan-benturan sosial hingga kepentingan yang kuat pada tahun 2023.

4. Waspada bencana

Ramalan 2023 Menurut Tenung Daun Sirih, Ramalan Kuno di BaliIlustrasi bencana. (Unsplash.com/Kelly Sikkema)

Menurut Bayu Gendeng berdasarkan hitungan tenung daun sirih, nampaknya awal tahun memiliki simbol air, angin, dan perempuan. Ia mengartikan bahwa masyarakat harus waspada terhadap bencana dari unsur air seperti banjur, dan unsur angin seperti angin ribut.

Simbol perempuan, kata Bayu Gendeng, menandakan adanya sosok perempuan yang mendominasi dalam mengambil keputusan atau tindakan hingga permasalahan. Lalu di pertengahan tahun 2023 nanti ada situasi yang penuh dengan kerumitan, tahun penghianatan, banyak terjadi kasus "teman makan teman", "musuh dalam selimut", dan sejenisnya.

"Sebaiknya jika menjalankan kerja sama bisnis harus adanya perjanjian kesepakatan hitam di atas putih agar tidak terjadi masalah di kemudian hari," katanya.

5. Bisnis dan politik

Ramalan 2023 Menurut Tenung Daun Sirih, Ramalan Kuno di BaliIlustrasi konflik. (Unsplash.com/Alex McCarthy)

Bayu Gendeng mengungkapkan bahwa simbol air masih muncul di pertengahan tahun. Hal ini menandakan adanya keborosan dan lemahnya bisnis yang berhubungan dengan elemen api seperti elektronik, kelistrikan, dan sejenisnya.

Bisnis properti nampaknya mulai menunjukkan tanda-tanda membaik. Sektor gurat kayu dan tanah nampak hadir di pertengahan tahun, yang menandakan bisnis makanan akan membaik.

Untuk dunia politik di Bali, nampaknya akan muncul banyak hal-hal baru yang akan menggeliat. Partai-partai baru, golongan-golongan baru yang dianggap kuda hitam nampaknya akan memberikan gebrakan di dunia politik Bali.

Namun kewaspadaan justru harus ditingkatkan menjelang bulan di penghujung tahun 2023. Akhir tahun nanti nampaknya menjadi bulan yang panas walaupun dalam situasi musim hujan.

"Hal ini memiliki makna keadaan sosial masyarakat akan mulai memanas yang rentan menimbulkan konflik-konflik sosial. Selain itu banyak kemarahan-kemarahan yang perlu dibendung agar situasi di masyarakat bisa kondusif," ujar pria yang juga menekuni bidang batu permata atau batu mulia ini.

Kemunculan garis gurat keborosan dan gurat keras nampaknya akan muncul benturan antara beberapa kekuatan. Menurut Bayu Gendeng, masing-masing orang perlu introspeksi diri agar permasalahan atau konfliknya tidak meluas dan berdampak ke mana-mana.

Lalu tahun 2023 memiliki elemen air dan kayu yang kuat, sedangkan elemen logamnya lemah. Elemen api pada tahun 2023 juga sangat kuat, sehingga akan memberikan dampak yang kurang baik.

Bayu Gendeng mengajak semua orang bisa mulat sarira atau introspeksi diri, selalu ingat berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kerahayuan (tenteram) kepada seluruh masyarakat, khususnya di Bali.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya